Breaking News

Wanita Abdya Meninggal Tergantung

Ismail, Suami dari Wanita Meninggal Tergantung di Abdya Sedih Ketika Anak-anak Bertanya, Kemana Ibu?

Empat hari setelah Ibu Rumah Tangga (IRT) S bin A (33 tahun) meninggal dunia, rumah duka di Dusun I, Gampong Geulumpang Payong....

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Ismail (40) bersama tiga anak yang masih kecil, yaitu anak tertua Zia Arahman (13), nomor tiga Aditia Noval dan nomor empat   Raiyan di rumah duka, Rabu (6/1/2021). Dua anaknya yang lain, nomor dua Atifa Naila dan  nomor lima Bisqis Ania Rahma yang masih bayi umur 2,5 bulan, keduanya perempuan tidak tampak dalam foto. 

Pada hari nahas itu, Minggu (3/1/2021) pagi, kurang pukul 9.00 WIB, Ismail keluar rumah bersama anak laki-laki tertua untuk mengantarkan gas (LPJ) nonsubsidi kepada langganan yang memesan, kemudian ia duduk di warung kopi Terminal Blangpidie.

Sebelum keluar rumah, Ismail sempat memberikan uang jajan Rp 5.000 kepada anaknya. Sementara ibunya (Sukmiati) juga keluar rumah menuju Jalan Manyang (Desa Meudang Ara) untuk suatu keperluan.

Sebelum keluar, Sukmiati sempat merebus jagung muda untuk cucu-cucunya, kemudian berpesan kepada menantunya (S) bahwa jagung yang telah rebus agar diberikan kepada anak-anak.

Saat Sukmiati kembali ke rumah sekitar pukul 10.00 WIB mendapati pintu dalam kedaan tertutup dan dikunci dari dalam serta kain gorden jendela kaca juga tertutup semua.

“Saat diketuk-ketuk, pintu tidak dibuka. Anak saya nomor 3 dan nomor 4 juga mengetuk pintu sambil menangis memanggil ibunya. Seorang tetangga (Pik Paneuk)  juga membantu mengetuk pintu, namun tak juga dibuka,” kata Ismail.

Karena pintu tak kunjung dibuka, lalu ibu dari Ismail masuk dari pintu belakang, setelah mencongkel pacok pintu bagian dalam. Setelah berhasil masuk ke dalam sang mertua menjerit saat melihat menantunya (S) yang ditinggal sebelumnya  dalam kedaan terkulai dengan posisi tergantung tali nilon ayunan di ruang tamu.

Sedangkan Ismail yang masih berada di Terminal Blangpidie mendapat kabar tersebut setelah ditelpon salah seorang tetangga. Saat tiba di rumah, Ismail sempat melihat sang istrinya dalam posisi masih tergantung dengan tali nilon ayunan yang terikat pada kayu yang melintang di atas ruang tamu rumah.

Baca juga: Blusukan Risma, Fadli Zon Komentari Cuitan Fahri Hamzah:Telah Kehilangan Kesabaran Nonton Drama

“Saya sempat telepon Pak Erjan, (Kasat Reskrim Polres Abdya), beliau minta agar tali jangan dibuka dulu. Saya sangat terpukul atas musibah ini. Ya, Allah, kenapa peristiwa ini terjadi,” ujar Ismail.

Dalam suana seperti itu, istrinya  yang sudah meningggal dunia diturunkan oleh warga yang datang ke lokasi dengan cara memotong tali gantungan.

“Siapa yang menurunkan, saya sendiri tak milihat karena saya terus berusaha menenangkan anak-anak yang menangis,” katanya.

Linglung                    

Perempuan S, kelahiran  Tengah Baru, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan pada 3 November 1988, dinikahi Ismail sekitar tahun 2007 lalu. Perubahan sang istri mulai terlihat setelah melahirkan anak kedua.

Saat itu, pasagan ini sudah membangun rumah tempat tinggal di Dusun 3, Gampong Kuta Tinggi, tetangga Gampong Geulumpang Payong.       

Kendati tampak linglung, namun sang istri gampang tersinggung melihat orang lain bendiri di depannya dengan berkacak pinggang.

“Istri saya langsung marah jika melihat orang berdiri di depan sambil berkacak pinggang. Itu pernah terjadi dengan tetangga rumah kami di Kuta Tinggi,” katanya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved