Wanita Abdya Meninggal Tergantung

Ismail, Suami dari Wanita Meninggal Tergantung di Abdya Sedih Ketika Anak-anak Bertanya, Kemana Ibu?

Empat hari setelah Ibu Rumah Tangga (IRT) S bin A (33 tahun) meninggal dunia, rumah duka di Dusun I, Gampong Geulumpang Payong....

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Ismail (40) bersama tiga anak yang masih kecil, yaitu anak tertua Zia Arahman (13), nomor tiga Aditia Noval dan nomor empat   Raiyan di rumah duka, Rabu (6/1/2021). Dua anaknya yang lain, nomor dua Atifa Naila dan  nomor lima Bisqis Ania Rahma yang masih bayi umur 2,5 bulan, keduanya perempuan tidak tampak dalam foto. 

Hal serupa juga terjadi di depan kedai (kios) bahan kebutuhan milik Ismail di lokasi mulut gerbang masuk Jalan Irigasi di Geulumpang Payong, gara-gara ada orang berdiri di depannya  sambil berkacak pinggang.  

Sang istri sering mengalami pusing kepala, selain linlung, dan pernah menjalani operasi penyakit kanker payudara lebih setahun lalu. Penyakit itu tidak kambuh lagi setelah operasi, namun istrinya tetap linglung.

Ismail terus berusaha mengobati sang istri baik membawa ke rumah sakit atau pengobatan secara tradisional.

Baca juga: Ini Prediksi Tarmizi Age, Mantan GAM Denmark, Muzakir Manaf dan Tu Sop Berpotensi Berpasangan

“Jika dapat informasi ada orang yang bisa mengobati segera saya bawa ke sana,” katanya.

Sekitar 2,5 bulan lalu, istrinya melahirkan anak kelima sekaligus melakukan operasi ikat rahim atas permintaan Ismail sendiri kepada dokter dengan pertimbangan lima anak sudah cukup.

Setelah melahirkan anak kelima, kondisi sang istri semakin menampak kelainan. Sering termenung di rumah di Kuta Tinggi, anak yang masih bayi menangis dalam ayunan dibiarkan begitu saja.

“Dia (istri) minta anak kami yang masih bayi diantar saja kepada ibu saya (nenek). Lalu, kami pindah lagi ke rumah ibu saya di Geulumpang Payong sekitar sejak dua bulan lalu setelah melahirkan. Anak bayi akhirnya saya serahkan kepada salah seorang adik saya untuk merawatnya. Kami berdua yang menyerahkannya, sekitar tiga hari sebelum almarhumah berpulang,” beber Ismail.

Tentu sepeninggalan sang istri untuk selama-lamanya, Ismail merawat empat orang anak yang masih kecil-kecil itu, dibantu ibunya.

Dia juga mengaku sudah diminta keterangan oleh aparat Sat Reskrim Polres Abdya, dan sudah dijelaskan apa adanya. “Mayat istri saya juga sudah divisum, namun belum tahu  sudah keluar hasilnya atau belum,” katanya.

Bukan Faktor Ekonomi

Ismail juga menjelaskan peristiwa tersebut bukan karena foktor ekonomi. “Jika ada yang menilai kejadian ini karena faktor ekonomi, jelas bukan. Pendapatan saya memang dari pemasangan  sumur bor dan berjualan kecil-kecilan, seperti Gas (LPJ) dan bahan kebutuhan lain. Pendapatan saya peroleh, meskipun tak berlebih, tapi cukup memenuhi kebutuhan istri dan anak-anak,” ungkap Ismail.

Malahan Ismail juga telah membangun dua pintu rumah di Dusun 3 Desa Kuta Tinggi atau kawasan persawahan. Satu pintu disewakan dan satu pintu lagi menjadi tempat tinggal dan sudah ditempat sekitar lima tahun.                    

Dugaan Bunuh Diri

Diberitakan, jenazah IRT, berinisial S (36) dimakamkan di lokasi pemakaman keluarga di kawasan Gampong Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie, Minggu (3/1/2012) sore.

Perempuan S,  warga Gampong Geulumpang Payong, Blangpidie, ditemukan  meninggal dunia, Minggu (3/1/2020) pagi dengan posisi tergantung di ruang tamu rumah mertuanya. Peristiwa tersebut segera saja menggemparkan warga sekitar lokasi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved