Pengakuan Nur Saman Tunawisma yang Ditemui Risma, Sering Tambal Ban di Depan Warung Es Kelapa Muda
Di sekitar Nur Saman, ada barang-barang seperti botol air mineral, terpal, potongan-potongan ban dalam, buku, tas, koper, dan korek api.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Publik mengomentari blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang menemui tunawisma di sekitar Jalan Sudirman - Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Publik memang memberikan beragam komentar, termasuk kritikan pedas untuk Risma.
Dia menjadi topik yang ramai diperbincangkan warganet Twitter pada Rabu (6/1/2021).
Hingga Kamis (7/1/2021), nama Risma masih bertengger dengan lebih dari 5.000 orang membuat twit dengan tagar #RismaRatuDrama.
Sejumlah warganet menilai aksi blusukan Risma sebagai pencitraan yang tidak diperlukan dan tidak tepat sasaran.
Narasi yang hadir dalam cuitan dan balasan komentar netizen di Twitter milik Andi seolah-olah gelandangan yang ditemui Risma diatur sedemikian rupa atau direkayasa.
“Gembel ternyata bisa menjadi profesi yang menguntungkan, bisa ikut drakor tanpa casting pastinya,” tulis akun @Andhy_SP211 dengan retweet sebanyak 134 kali serta disukai 253 kali.
Dalam cuitannya, Andi menyertakan dua foto yang terdapat wajah seorang tunawisma berambut, berkumis putih, bertopi hitam, coklat, dan memakai masker.
Ada juga yang menyebarkan tangkapan layar dari sebuah unggahan akun Facebook yang bernama Adhe Idol.
“Kalau yang menghadap ke depan atau yang rambutnya putih/ubanan itu kek kenal itu, tukang jualan poster Soekarno. Memang dia orang PDI-P.
Lokasi jualannya Jalan Minangkabau Manggarai. Selain itu dia jualan es kelapa muda juga. Terciduk juga,” tulis Adhe Idol.
“Wah bocor nih scenario,” tulis akun Yuli Widyaningsih.
Kompas.com mencoba mencari keberadaan tunawisma yang ditemui Risma tersebut pada Kamis (7/1/2021) siang.
Tunawisma ternyata tersebut bernama Nur Saman (69).
Keberadaan Nur Saman ditunjukkan oleh Doni BK, pemilik toko poster dan bingkai Bung Karno di Jalan Minangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Doni BK pun sempat diisukan merupakan tunawisma yang ditemui Risma di Jalan Jenderal Sudirman.
Namun, Doni telah membantah kabar tersebut.
Nur Saman saat itu sedang duduk di pinggir Kali Minangkabau.
Ia berada sekitar 50 meter dari toko poster dan bingkai Bung Karno serta warung es kelapa muda yang disebut Adhe Idol dalam unggahan Facebook.
Di sekitar Nur Saman, ada barang-barang seperti botol air mineral, terpal, potongan-potongan ban dalam, buku, tas, koper, dan korek api.
Ia sedang duduk dan memperbaiki sebuah sandal sembari merokok.

Nur Saman mengaku bekerja sebagai pemulung dan bekerja serabutan.
Ia juga terkadang membantu menambal ban di depan warung es kelapa muda.
“Terus di depan tukang kelapa, buka tambal ban juga".
"Kalau pegawainya enggak ada, saya bantuin tambal".
"Nanti tambal tiga motor, saya dapat satu motor. Satu motor Rp 15.000. Uangnya makan saja,” tambah Nur Saman.
Saat ditanya pernah bertemu Risma, Nur Saman menjawab pernah bertemu tetapi tak ingat pasti.
Saat dikonfirmasi pakaian dan topi yang dikenakan Nur Saman, ia membenarkan.
“Ketemu sih ketemu (Bu Risma), cuma kan saya enggak tahu yang mana orangnya (Bu Risma). Saya enggak kenal,” ujar Nur Saman saat ditemui, Kamis (7/1/2021).
Nur Saman mengaku sempat terkena razia.
Ia saat itu sedang memulung di Jalan Jenderal Sudirman bersama teman-temannya.
“Iya. Ketemu ramai-ramai saya enggak tahu. Saya Jalan ke arah Kota Kasablanka mutar ke mari (Jalan Minangkabau)".
"Ketemu (Risma) di sana (Jalan Jenderal Sudirman),” tambah Nur Saman.
Nur Saman setiap hari memulung barang-barang seperti kardus dan botol.
Rute Nur Saman saat memulung yaitu Pasar Rumput, Halimun, Sudirman, Kota Kasablanka, Saharjo, dan Minangkabau.
“Saya asli Kabupaten Indramayu. Di Jakarta sejak kelas 2 SD. Istri di Jawa, Indramayu,” kata Nur Saman.
Nur Saman mengaku sehari-hari tidur di trotoar jalan dekat Jalan Minangkabau beralaskan terpal dan kardus.
Jika hujan, Nur Saman pindah ke emperan toko di sekitar Minangkabau.
Penjelasan Kemensos soal Blusukan Risma
Kepala Biro Humas Kementerian Sosial Wiwit Widiansyah menjelaskan maksud dan tujuan blusukan Risma ke sejumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Menurut dia, blusukan itu dalam rangka menyasar program Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
"Sasaran PPKS ini seperti gelandangan, pengemis, dan kelompok rentan lainnya," kata Wiwit melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (6/1/2021).
Ia melanjutkan, tujuan blusukan yang dilakukan Mensos adalah untuk melakukan pemetaan masalah sosial dan melihat langsung kebutuhan dari PPKS.
Hal ini, kata dia, diperlukan agar Kemensos dapat mencarikan solusi dari masalah-masalah yang dialami para PPKS.
"Agar dapat dicarikan solusinya secara komprehensif dan terkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemda terkait," kata dia.
Di media sosial, aksi blusukan Risma menuai polemik karena muncul dugaan adanya pengaturan atau setting sebelum dilakukan.
Hal ini terlihat di akun Tiktok @cual99.
Akun tersebut menggambarkan sedikit gambaran dugaan setting-an pada "blusukan Bu Risma".
Namun, ketika ditanya lebih lanjut untuk mengonfirmasi apakah blusukan itu telah diatur sebelumnya, Wiwit tidak memberikan respons.
Publik memang memberikan beragam komentar, termasuk kritikan pedas untuk Risma.
Dia menjadi topik yang ramai diperbincangkan warganet Twitter pada Rabu (6/1/2021).
Hingga Kamis (7/1/2021), nama Risma masih bertengger dengan lebih dari 5.000 orang membuat twit dengan tagar #RismaRatuDrama.
Sejumlah warganet menilai aksi blusukan Risma sebagai pencitraan yang tidak diperlukan dan tidak tepat sasaran.
Mereka meminta agar Risma dapat melakukan hal yang lebih signifikan dalam memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia.
Selain itu, ada juga yang menilai blusukan Risma sebagai langkah awal sebelum maju ke Pilkada DKI Jakarta.
Namun, anggapan itu telah ditepis oleh PDI Perjuangan, partai tempat Risma bernaung. Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan, kegiatan Risma tersebut tidak terkait sama sekali dengan Pilkada DKI Jakarta mendatang.
"Tidak ada kaitannya dengan Pilkada DKI," kata Djarot saat dihubungi, Rabu (6/1/2021).
Menurut Djarot, kegiatan blusukan Tri Rismaharini sejak menjabat sebagai Menteri Sosial merupakan bagian dari tugas untuk membantu masyarakat penyandang masalah sosial.
Blusukan Risma juga diharapkan bisa menjadi motivasi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan daerah lainnya dalam menangani masalah sosial di masyarakat.
Baca juga: Tangis Haru Babinsa setelah Berhasil Mengantar Bantuan Korban Banjir di Pedalaman Aceh Timur
Baca juga: Satu Lagi Bocah Tenggelam di Pantai Aceh Jaya Belum Ditemukan, Besok Terakhir Pencarian Korban
Baca juga: RS Kesrem Lhokseumawe Lakukan Simulasi Vaksinasi Covid-19
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Blusukan Mensos Jadi Polemik, Ini Pengakuan Tunawisma yang Ditemui Risma di Sudirman"