Berita Aceh Barat Daya
Jembatan Rangka Baja Krueng Teukueh Abdya Rampung, Warga Nikmati Era Bebas Rakit
Pembangunan jembatan rangka baja sepanjang 60 meter melintang di atas aliran Krueng Teukueh, Gampong Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee...
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Jalimin
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Pembangunan jembatan rangka baja sepanjang 60 meter melintang di atas aliran Krueng Teukueh, Gampong Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), rampung dikerjakan pelaksana.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Abdya, Ir Much Tavip MM dihubungi Serambinews.com, Jumat (8/1/2020), jembatan rangka baja Krueng Teukueh yang menjadi impian ribuan petani sudah rampung dikerjakan.
“Pengaspalan lantai jembatan tuntas dikerjakan sekitar dua pekan lalu. Sekarang, jembatan rangka baj Krueng Teukueh sudah dilalui kendaraan,” kata Moch Tavid dan Kabid Bina Marga, Muhibuddin Harun ST.
Jembatan tersebut menghubungkan kawasan Gampong Blang Makmur dengan kawasan Lama Tuha, Kuala Batee. Lama Tuha, lokasi terpencil di Abdya, telah berkembang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit rakyat.
Puluhan ribu hektare tanaman kelapa sawit kawasan ini yang dikembangkan secara besar-besaran sejak 2008 lalu telah berproduksi.
Baca juga: Abrasi Terjang Jalan Pulau Balai-Teluk Nibung, Aceh Singkil, Warga Terpaksa Naik Perahu
Baca juga: Ditsamapta Polda Aceh Lakukan Serah Terima Personel Pengamanan Vaksin Corona
Sebagai catatan, kurun waktu sekitar 12 tahun terakhir, penyeberangan di Krueng Teukueh (aliran Krueng Babahrot yang dipindahkan) mengandalkan jasa rakit dari bahan drum. Rakit ini sangat riskan digunakan, jika sewaktu-waktu aliran sungai meluap.
Beroperasi akhir tahun 2008, rakit ini mampu menampung maksimal 18 unit sepeda motor (sepmor) dan 30 warga untuk menyeberangi aliran sungai menuju kawasan perkebunan dan areal pertanian masyarakat di kawasan Lama Tuha atau lahan Jalan 30.
Di Desa Lama Tuha, daerah terpencil di seberang sungai Krueng Teukueh, terdapat hamparan lahan telah berkembangkan menjadi sentra perkebunan kelapa sawit rakyat. Puluhan ribu hektare tanaman kelapa sawit rakyat yang ditanam sejak 2008 sudah berproduksi.
Jalur menuju kawasan perkebunan di Lama Tuha dengan jarak tempuh lebih pendek adalah dari Dusun Drien Leukiet, Desa Blang Makmur, Kuala Batee dengan jarak hanya 8 kilometer (km).
Jika melalui Desa Pulau Kayu Kecamatan Susoh jaraknya mencapai 12 km. Namun, dua jalur ini harus menggunakan jasa rakit penyeberangan Krueng Teukueh untuk menjangkau lahan di kawasan Lama Tuha, diseberang sungai.
Memang ada jalur darat yang tembus langsung dari dan ke kawasan Lama Tuha (tanpa menggunakan jasa rakit), yaitu dari Pasar Pantee Rakyat, Kecamatan Babahrot.
Baca juga: Penerbangan Perdana Susi Air, Lima Penumpang Diterbangkan dari Kutacane ke Banda Aceh
Tapi, jalur ini jarak tempuh sangat jauh, mencapai sekitar 33 km. Jalur darat tanpa rakit ini menjadi lintasan angkutan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit produksi Lama Tuha.
Karena waktu tempuh tidak terlalu lama, masyarakat petani sudah bertahun-tahun memilih jalur dari Drien Leukiet, meskipun harus menggunakan jasa rakit di Krueng Teukueh menuju kawasan perkebunan Lama Tuha.
Khusus hari Sabtu dan Minggu, rakit ini harus melayani ratusan warga menggunakan sepeda motor menuju lokasi perkebunan di Lama Tuha. Pengguna jasa rakit ini harus antre di dua sisi sungai menunggu giliran untuk menyeberang.