Pesawt Jatuh

Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Ini Sejarah Maskapai yang Didirikan Keluarga Lie

Pesawat Sriwijaya Air (SJ182) PK-CLC yang diduga hilang kotak langsung menghebohkan publik Tanah Air.

Editor: Muhammad Hadi
(Flightradar24)
Sriwijaya Air penerbangan SJ182 dilaporkan hilang kontak Sabtu (9/1/2021). 

SERAMBINEWS.COM - Pesawat Sriwijaya Air (SJ182) PK-CLC yang diduga hilang kotak langsung menghebohkan publik Tanah Air. 

Pesawat Sriwijaya Air menempuh rute Jakarta-Pontianak diduga hilang kontak. 

Menurut Kasubbag Humas Basarnas, pihaknya akan menyampaikan informasi terkait lebih lanjut kemudian.

"Sementara masih diduga (hilang kontak)" kata dia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (9/1/2021). 

Sementara itu, Manajer Humas Airnav Indonesia Yohanes Sirait saat dimintai konfirmasi, Sabtu (9/1/2021) mengatakan, pihaknya masih menunggu pihak Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan perihal ini.

Sejarah Sriwijaya Air

Sriwijaya Air merupakan sebuah maskapai penerbangan di Indonesia.

Sriwijaya Air didirikan oleh keluarga Lie (Hendry Lie dan Chandra Lie) dengan Johannes Bundjamin dan Andy Halim.

Sriwijaya Air kini tercatat sebagai Maskapai Penerbangan terbesar ketiga di Indonesia.

Baca juga: Pria Ini Lupa Baru Menikah, Tinggalkan Istri di Hotel, Sang Suami Pulang dan Tidur di Rumah

Sejak tahun 2007 hingga saat ini tercatat sebagai salah satu Maskapai Penerbangan Nasional yang memiliki standar keamanan kategori 1 di Indonesia.

Sriwijaya Air adalah salah satu maskapai terbesar di Indonesia yang menerbangkan lebih dari 950.000 penumpang setiap bulannya.

Merambah 53 destinasi termasuk tiga negara di tingkat regional dan daerah-daerah tujuan wisata popular lainnya di seluruh Indonesia.

Sriwijaya Air berkonsentrasi pada bisnis penerbangan penumpang dan layanan pengiriman barang, dengan jangkauan nasional maupun regional.

Sejak berdiri pada 10 November 2003, Sriwijaya Air berhasil mencapai target-target yang dikemas dalam misi dan visinya.

Seperti mengedepankan layanan berkualitas, menjadi maskapai penerbangan yang mampu bersaing secara nasional maupun regional, siap berekspansi bisnis pada level dunia,

mengadopsi tekonologi terkini dan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien, mengundang turis domestic dan internasional ke berbagai destinasi, serta mencetak untung secara bisnis. 

Sejarah

PT Sriwijaya Air lahir sebagai perusahaan swasta murni yang didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim.

Beberapa tenaga ahli yang turut menjadi pionir berdirinya Sriwijaya Air diantaranya adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, dan Suwarsono.

Sriwijaya Air didirikan dengan tujuan untuk menyatukan seluruh kawasan Nusantara seperti keinginan raja kerajaan Sriwijaya dahulu yang berasal dari kota Palembang.

Baca juga: Bunda, Waspadai 6 Zat Racun dalam Pelembut dan Pewangi Pakaian, Periksa Produk Sebelum Membeli

Keinginan tersebut kemudian diwujudkan melalui pengembangan transportasi udara.

Pada tahun 2003, tepat pada hari Pahlawan, 10 November, Sriwijaya Air memulai penerbangan perdananya dengan menerbangi rute Jakarta-Pangkalpinang PP, Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak PP.

Pada mulanya Sriwijaya Air hanya mengoperasikan 1 armada Boeing 737-200 yang kemudian seiring waktu terus ditambah hingga memiliki 15 armada Boeing 737-200.

Sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pemenuhan pelayanan publik yang lebih baik.

Sriwijaya Air kemudian menambah dan memperluas jangkauan penerbangannya dari Barat ke Timur sekaligus menambah pesawat dengan seri yang lebih baru.

Yaitu Boeing 737-300,Boeing 737-400, Boeing 737-500W,dan Boeing 737-800NG.

Maskapai ini sempat memesan 20 unit Embraer 175 dan Embraer 195 pada Paris Airshow 2011.

Namun kemudian pesanan ini dibatalkan dikarenakan alasan operasional, dan kemudian digantikan oleh Boeing 737-500W.

Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa Sriwijaya Air akan memesan Embraer kembali,yang akan dialokasikan ke anak perusahaannya, yaitu NAM Air.

Baca juga: Polisi Tangkap Seorang Pemburu Hewan Dilindungi, Landak Dijual di Facebook Rp 500 Ribu Hingga 1 Juta

Pada Agustus 2007, Sriwijaya Air mendapatkan penghargaan keselamatan penerbangan dari Boeing, yaitu Boeing International Award for Safety and Maintenance of Aircraft, diberikan setelah inspeksi dilakukan selama beberapa bulan oleh tim dari Boeing Company

Anak Perusahaan

Dalam perkembangannya, Sriwijaya Air juga mendirikan beberapa anak perusahaan yang hampir keseluruhannya menggunakan istilah NAM sebagai akronim kecuali untuk NAM Air, sebagai bentuk penghargaan kepada Ayahanda dari Chandra Lie, yaitu Lo Kui Nam.

Berikut diantaranya :

NAM Air - Maskapai Pengumpan Sriwijaya Air yang didirikan pada 26 September 2013, kemudian terbang untuk pertama kalinya 11 Desember 2013.

National Aviation Management - Sekolah Penerbangan yang berbasis di Pangkal Pinang, lebih dikenal sebagai NAM Flying School.

National Aircrew Management - Sekolah Awak Kabin Group Sriwijaya Air yang berbasis di Jakarta.

National Aircraft Maintenance - Berperan dalam perawatan kecil Pesawat Terbang Group Sriwijaya Air.

Baca juga: Masuk Daftar Calon Kapolri, Ini Profil Komjen Pol Boy Rafli Amar

Negeri Aksara Mandiri - Berperan dalam produksi Inflight Magazine "SRIWIJAYA" yang digunakan Sriwijaya Air dan NAM Air.

Armada

Sriwijaya Air dan NAM Air mengoperasikan beberapa jenis pesawat

Boeing 737-300 
Boeing 737-500 
Boeing 737-800

Boeing 737-900ER  
Boeing 737 MAX 8
Boeing 777-300ER

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak Diduga Hilang Kontak", dan Tribunnewswiki.com dengan judul Sriwijaya Air

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved