Internasional
Teal Group Sebut Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air Bukan Karena Cacat Desain
Pesawat Sriwijaya Air, jenis Boeing 737-500 berusia 26 tahun, bagian dari seri "Classic" 737 telah dihentikan diproduksi pada 1999.
"Juga ada konsekuensi yang dapat dihadapi perusahaan jika ada di antara kita yang tidak memenuhi harapan tersebut," ujarnya.
Baca juga: Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 Terdeteksi di Kedalaman 17-20 Meter
Pada Sabtu (9/1/2021), sebuah pesawat Boeing yang membawa 62 penumpang menghilang beberapa menit setelah lepas landas dan pihak berwenang mengatakan diasumsikan telah jatuh ke Laut Jawa..
Perusahaan Penerbangan Sriwijaya Air Indonesia # SJ182 lepas landas dari Jakarta, membawa 50 penumpang dan 12 awak.
Menurut situs web pelacak penerbangan FlightRadar24, pesawat kehilangan ketinggian lebih dari 10.000 kaki dalam waktu kurang dari satu menit.
Seorang nelayan setempat kepada BBC mengatakan melihat kecelakaan itu dengan mengatakan:
"Pesawat itu jatuh seperti kilat ke laut dan meledak di dalam air."
Beberapa puing dari pesawat telah ditemukan di dalam air oleh para penyelam, termasuk mayat para korban.
Dilansir AP, pada Oktober 2018, sebuah jet Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Lion Air jatuh ke Laut Jawa hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta.
Menewaskan 189 penumpang dan awak pesawat yang berada di dalamnya.
Baca juga: VIDEO Pencarian Sriwijaya Air SJ 182 Dilanjutkan, Barang dan Puing Dibawa ke KRI Parang
Pesawat yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021) tidak memiliki sistem kontrol penerbangan otomatis yang berperan dalam kecelakaan Lion Air dan kecelakaan lain dari jet 737 MAX 8 di Ethiopia lima bulan kemudian.
Yang menyebabkan MAX 8 dilarang terbang selama 20 bulan. .
Kecelakaan Lion Air adalah bencana maskapai terburuk di Indonesia sejak 1997.
Ketika 234 orang tewas dalam penerbangan maskapai Garuda di dekat Medan di pulau Sumatera.
Pada Desember 2014, penerbangan AirAsia dari kota Surabaya di Indonesia ke Singapura jatuh ke laut, menewaskan 162 orang.
Sriwijaya Air hanya mengalami insiden kecil di masa lalu, meskipun seorang petani terbunuh pada tahun 2008 ketika sebuah pesawat jatuh dari landasan pacu saat mendarat karena masalah hidrolik.
Amerika Serikat melarang maskapai penerbangan Indonesia beroperasi di negara itu pada 2007, tetapi membatalkan keputusan pada 2016.
Dengan alasan peningkatan kepatuhan terhadap standar penerbangan internasional.
Uni Eropa sebelumnya memiliki larangan serupa, mencabutnya pada Juni 2018.(*)