Fenomena Tanah Bergerak

Bupati Aceh Besar Buka Posko di Lokasi Tanah Bergerak, Rekahan Tambah Lebar dan Dalam

"Bila pada hari pertama longsornya hanya 10 cm, dua hari kemudian menjadi 40 cm, hari ini (Kamis)  bertambah menjadi 70 cm."

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nasir Nurdin
For Serambinews.com
Dosen Prodi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) mengukur lebar dan kedalaman rekahan tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Pada pengukuran yang dilakukan Rabu (13/1/2021) penurunan muka tanah sekitar 26 cm (foto kiri). Sedangkan pada pengukuran lanjutan, Kamis (14/1/2021) siang bertambah menjadi 72 cm. 

"Bila pada hari pertama longsornya hanya 10 cm, dua hari kemudian menjadi 40 cm, hari ini (Kamis)  bertambah menjadi 70 cm."

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Bupati Aceh Besar, Ir Mawardi Ali berkunjung ke lokasi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Kamis (14/1/2021) siang.

Setelah melihat langsung kondisi riil di lokasi tanah yang longsor ke arah Sungai (Krueng) Aceh itu, Bupati Mawardi Ali memutuskan untuk mendirikan pos komando (posko) di desa tersebut.

Di posko ini ditempatkan petugas untuk memantau siang dan malam perkembangan di lokasi tanah bergerak tersebut.

Baca juga: Misteri Tewasnya Fathan Mahasiswa Telkom, Mayat Terlilit Bed Cover, Orangtua Terima Pesan Ancaman

Baca juga: Mualem Soroti Minimnya Anggaran KONI Aceh Tamiang, Itu Hanya untuk Iuran Sekretariat

"Kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan, misalnya tanahnya amblas dalam skala besar, petugas posko langsung bisa bertindak dan melakukan evakuasi warga sehingga tak sampai menimbulkan korban jiwa dan harta benda," kata Mawardi Ali menjawab Serambinews.com, Kamis (14/1/2021) malam.

Menurut Mawardi, pergerakan tanah di Gampong Lamkleng itu memang aktif. Buktinya, dari hari ke hari bertambah lebar dan bertambah dalam terus rekahan tanah di blok longsor.

Bila pada hari pertama longsornya hanya 10 cm, dua hari kemudian menjadi 40 cm, hari ini (Kamis)  sudah bertambah menjadi 70 cm.

Panjang rekahannya sekitar 300 meter, searah dengan aliran sungai.

Atas dasar pertimbangan itu, Bupati Aceh Besar sudah menginstruksikan untuk mengevakuasi dua kepala keluarga (KK) yang rumahnya berada di blok longsoran.

"Mereka kita evakuasi masih di desa yang sama, tapi lokasinya lebih jauh dari tebing sungai," kata Mawardi.

Baca juga: FOTO - Petugas KNKT Periksa Temuan Turbin dan Serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Ia memprediksi, jika hujan deras turun lagi dan daerah rekahan tanah semakin luas dan dalam, besar kemungkinan bakal lebih banyak warga di desa itu yang harus dievakuasi ke tempat yang aman dari longsor atau tanah amblas.

Dalam kunjungan ke lokasi tanah bergerak itu, Kamis siang, Bupati Mawardi Ali didampingi sepuluh camat dan sejumlah kepala dinas serta kepala badan terkait.

Di antaranya Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Kepala Dinas Sosial Aceh Besar.

Sementara itu, Ketua Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Bambang Setiawan mengatakan, tim survei geologi FT turun lagi ke lokasi tanah bergerak tersebut pada Kamis siang.

Baca juga: Video Suasana Dalam Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Direkam Penumpang, Sebelum Lepas Landas

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved