Pemkab Aceh Besar Diminta Relokasi Warga dari Lokasi Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie
Warga yang bermukim di tempat itu disarankan untuk segera pindah dan jangan lagi kembali ke lokasi tersebut dalam waktu dekat maupun jangka panjang.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Putarannya ke arah sungai yang melintasi desa tersebut, yakni Krueng (Sungai) Aceh. Dari hari ke hari rekahannya semakin lebar dan dalam, itu membahayakan bagi warga yang bermukim di situ.
Baca juga: Heboh Tanah Bergerak di Aceh Besar, Makin Mengkhawatirkan, Warga Dekat Lokasi Sudah Diungsikan
Baca juga: VIDEO Kondisi Terkini Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Besar, Begini Kesaksian Warga
Tanam pohon jaloh
Untuk mencegah longsoran yang lebih parah di lokasi tanah bergerak yang berjarak sekitar 300 meter dari tebing sungai itu, Dr Nazli Ismail menyarankan untuk tanam pohon.
"Saya rekomendasikan untuk ditanam pohon jaloh di pinggir sungai Gampong Lamkleng guna mencegah longsoran yang lebih parah," kata Nazli.
Pohon jaloh (dalam bahasa Aceh) yang dimaksud Nazli merupakan pohon sejenis bidara yang nama Latinnya adalah Salix tetrasperma.
Sebagian orang Aceh, menyebut pohon ini dengan jeuraloh, pohon yang punya akar serabut, daunnya wangi, dipakai untuk mencuci keranda jenazah di kampung-kampung.
Menurut Nazli, pohon jaloh ini perlu dipopulerkan, supaya mengangkat nama Aceh untuk mitigasi abrasi, erosi, dan longsor.
Selain akarnya kuat untuk mencegah abrasi dan longsor, pohon jaloh ini juga estetis.
"Kalau musim gugur, di sawah indah sekali kelihatannya, karena hanya tinggal bunganya yang kuning lebat," kata Nazli. (*)