Syekh Ali Jaber Meninggal

Syekh Ali Jaber Pernah Hobi Main Sepak Bola, Pakai Nomor Punggung 8 hingga Dapat Julukan Ali Zidane

Menghabiskan masa mudanya di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Syekh Ali Jaber diketahui juga pernah bermain untuk salah satu klub lokal di sana.

Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
Kolase Serambinews.com/ Istimewa
Foto Syekh Ali Jaber menggunakan nomor punggung 8 (berdiri:paling kanan) bersama pemain lain di klub sepak bolanya. Menurut keluarga, foto ini diambil di Ampenan 

SERAMBINEWS.COM - Wafatnya Syekh Ali Jaber pada hari Kamis (14/1/2021) meninggalkan duka yang mendalam bagi umat muslim di Indonesia.

Syekh Ali Jaber merupakan salah satu panutan umat Islam di Indonesia dalam mendalami agama.

Jenazah ulama yang dikenal rendah hati itu kini telah dimakamkan.

Jenazah Syekh Ali Jaber dimakamkan di pelataran pesantren Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Kamis (14/1/2021) sore.

Terkenal sebagai pendakwah yang telah keliling kota hampir seluruh Indonesia, Syekh Ali Jaber rupanya juga menaruh minat pada bidang olahraga.

Masa remaja Syekh Ali Jaber ternyata pernah bermain sepak bola.

Bahkan Syekh Ali  pernah bermain untuk klub tarkam di Indonesia.

Menghabiskan masa mudanya di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Syekh Ali Jaber diketahui juga pernah bermain untuk salah satu klub lokal di sana.

Beliau semasa muda, rupanya sangat gemar dengan olahraga sepak bola, hal ini mungkin jarang diketahui oleh orang banyak.

Dilansir Serambinews.com dari Kompas, pada akun Twitter Liga Indonesia diperlihatkan Syekh Ali Jaber rupanya pernah bermain untuk tim lokal NTB yang bernama Assabab Ampenan.

Dalam foto tersebut terlihat Syekh Ali Jaber muda mengenakan nomor punggung delapan.

Tubuh beliau yang terlihat lebih tinggi dari pada rekan-rekan satu timnya membuat Syekh Ali Jaber bak pemain sepak bola Eropa.

Dari postingan Liga Indonesia ini, terlihat banyak balasan yang salah satunya menyebutkan kalau klub yang pernah dibela Syekh Ali Jaber adalah klub yang terkenal di NTB.

Diketahui Syekh Ali Jaber sendiri menurut informasi, beliau pernah berwasiat meminta untuk dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Alasannya adalah karena almarhum kakeknya merupakan bekas pejuang Indonesia yang bergerak di Lombok.

Baca juga: Sosok Umi Nadia Istri Syekh Ali Jaber yang Sholehah, Momen Romantis Terakhir Saling Menyuapi Makanan'

Baca juga: Jenazah Syekh Ali Jaber Dimakamkan di Ponpes Darul Quran, Ustaz Yusuf Mansur Ungkap Alasannya

Sementara saudara Syekh Ali Jaber, Faisal Jaber ungkap hobi pendakwah asal Madinah, Arab Saudi saat muda hingga dapat julukan Ali Zidane.

Hal itu diketahui setelah beredar foto masa muda Syeh Ali Jaber, saat dirinya tinggal di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Keluarga Syekh Ali Jaber pun menceritakan masa muda sang pendakwah tersebut.

Pria asal Madinah tersebut rupanya memiliki hobi sepak bola saat muda, dirinya pun kerap kali bermain dengan warga lokal.

Tampak dalam foto yang beredar, Syekh Ali Jaber berpose khas pemain sepak bola, mengenakan seragam, dan berdiri di lapangan rumput.

Keluarga menyebut foto tersebut diambil di Ampenan, Kota Mataram, NTB.

S
ALI ZIDANE: Foto Syekh Ali Jaber menggunakan nomor punggung 8 (berdiri:paling kanan) bersama pemain lain di klub sepak bolanya. Menurut keluarga, foto ini diambil di Ampenan. (ISTIMEWA)

Dikutip Serambinews.com dari dari TribunLombok.com, saat hidup di NTB, warga lokal sangat menerima keberadaan Syekh Ali Jaber.

Bahkan oleh warga dia pernah dijuluki Ali Zidane karena kala itu dianggap mirip dengan bintang sepakbola asal Prancis Zinedine Zidane.

Tidak hanya itu, dia menjadi sosok penyerang tengah yang ditakuti lawan karena tendangan kerasnya.

”Dia bermain sepak bola di grup Assyabaab Ampenan (Kota Mataram), pemainnya orang Arab-arab semua,” tutur Faisal Jaber, keluarga Syekh Ali Jaber di Kota Mataram, Kamis (14/1/2021).

Ali Jaber benar-benar hobi bermain bola, namun tetap memiliki sifat dermawan.

Karena sangat hobi bermain bola, dia tidak hanya menjadi pemain, tetapi juga mendukung penuh klub sepak bola lokalnya.

”Sampai-sampai kostum dia bagikan ke grup (klub) itu termasuk sepatu-sepatunya dia berikan,” tuturnya.

Kala itu, dia memang dijuluki Ali Zidane karena tampangnya dianggap mirip seperti Zinedine Zidane.

Di samping itu, sebagai penyerang dia juga cukup disegani lawan.

”Tendangannya terkenal cukup keras,” tuturnya.

Tapi seiring waktu, julukan tersebut pun diganti setelah dia menjadi seorang pendakwah.

Kemudian dia hijrah ke Jakarta selama 12 tahun.  (Serambinews.com/ Tribun Network)

Baca juga: Sejak Lebih Sebulan Terakhir tak Ada Lagi Kasus Covid-19 di Abdya, 86 Pasien Sembuh, 8 Meninggal

Baca juga: Pemerintah Aceh Berduka atas Meninggalnya Syekh Ali Jaber

Baca juga: Sebelum Ditemukan Jadi Mayat, Fathan Mahasiswa Telkom Sempat Pamit ke Rumah Teman

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved