Gempa Sulbar
Gempa Mamuju dan Majene, Sejarah Pengulangan Bencana di Sulawesi Barat
"Berdasarkan sejarah ini, diharapkan masyarakat tetap waspada, memastikan tempat tinggal aman dan menghindari area yang berpeluang terjadi longsoran."
Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
"Berdasarkan pengalaman sejarah ini, diharapkan masyarakat tetap waspada, memastikan tempat tinggal aman dan menghindari area yang berpeluang terjadi longsoran."
SERAMBINEWS.COM
Gempa yang mengguncang Mamuju dan Majene, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada 14 dan 15 Januari 2021 telah merenggut puluhan korban nyawa dan kerusakan bangunan milik masyarakat maupun pemerintah.
Gempa 14 Januari terjadi sekitar pukul 14.30 Wita dengan magnitudo 5,9 SR sedangkan gempa kedua pada 15 Januari pukul 02028 Wita mengguncang beberapa provinsi tetangga dengan kekuatan 6,2 SR.
Data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban tewas di Mamuju ada 34 orang. Sembilan korban tewas lainnya ada di Kabupaten Majene. Kedua wilayah di Sulbar ini merupakan wilayah terparah merasakan dampaknya.
"Total semua (korban tewas) 43 orang," kata Kepala BNPB, Doni Munardo dalam rekaman video yang diterima, Sabtu (16/1/2021) pagi.
Baca juga: VIDEO - Pengungsi Kekurangan Logistik, Korban Gempa Hadang Mobil Pengangkut Bantuan
Baca juga: Update Gempa Sulawesi Barat - Data Terbaru Korban Meninggal 42 Orang, 34 di Mamuju dan 8 di Majene
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempa pertama di Mamuju dan Majene menimbulkan skala intensitas getaran sebesar V - VI MMI di Majene dan IV - V MMI di Mamuju. Sementara, gempa kedua menimbulkan skala intensitas sebesar V - VI di Majene dan Mamuju.
Getaran gempa terasa hingga beberapa daerah di Sulawesi, antara lain Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Palu, dan Mamasa dengan skala intensitas sebesar III - IV MMI.
"Artinya benda-benda terpelanting," kata Dwikorita dalam konferensi pers yang digelar BMKG, Jumat (15/1/2021).
Bencana berulang
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno MSi menyampaikan, gempa bumi yang terjadi di Majene merupakan gempa bumi pengulangan.
Maksudnya adalah, berdasarkan sejarah episenter gempa Majene 14-15 Januari 2021 saat ini sangat berdekatan dengan sumber-sumber gempa yang memicu tsunami, hingga mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa.
Baca juga: Dua KK Korban Tanah Bergerak di Lamkleng Aceh Besar Masih Mengungsi di Tenda
Peristiwa pertama adalah bencana gempa pada 11 April 1967 dengan magnitudo M 6,3 di daerah Polewali Mandar.
Berdasarkan catatan korban atau kerusakan, gempa yang menimbulkan tsunami tersebut telah menyebabkan 13 orang meninggal dunia.
Sejarah gempa serupa yang kedua, yaitu terjadi pada 23 Februari 1969, di mana gempa bumi tektonik pada saat itu terjadi dengan kekuatan magnitudo M 6,3.