Modus Beli Kerupuk, Ibu Hamil, Anak & Menantu Rampok Toko Sembako, Sekarung Uang 200 Juta Raib
Ibu hamil bersama anak serta menantunya menjadi pelaku perampokan toko sembako yang dikelola oleh seorang lansia.
SERAMBINEWS.COM - Ibu hamil bersama anak serta menantunya menjadi pelaku perampokan toko sembako yang dikelola oleh seorang lansia.
Dewi Masitoh (66), pemilik toko sembako di Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi korban perampokan, Kamis (14/1/2021).
Akibat kejadian itu, selain mengalami luka lebam, uang setorannya senilai ratusan juta rupiah raib digondol kawanan perampok.
Kapolsek Poncokusumo AKP Moh Lutfi mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB dan toko korban sudah tutup tidak melayani pembeli.
Saat kejadian itu, dua orang perempuan yang satunya terlihat sedang hamil tua datang dan mengaku akan membeli kerupuk di toko milik korban.
Tapi karena toko saat itu sudah tutup, korban awalnya menolak untuk melayani.
Melihat kondisi sepi, kedua pelaku justru masih tetap memaksa dan beberapa saat kemudian beralasan ponselnya hilang, lalu masuk ke dalam toko untuk mencarinya.
"Tokonya sudah ditutup, hanya ada pintu yang belum ditutup akhirnya si pencuri ini masuk," katanya melalui sambungan telepon, Jumat (15/1/2021).
Baca juga: CURHAT Pilu Korban Gempa di Mamuju, Jenazah Ibunya Belum Dimandikan dan Dimakamkan
Baca juga: Menkes Wacanakan Beri Sertifikat Bagi Penerima Vaksin Covid-19, Bisa Jadi Syarat Bepergian
Baca juga: Jadi Calon Kapolri, Segini Rincian Gaji dan Tunjangan Komjen Listyo Prabowo Jika Resmi Dilantik
Korban dibekap
Setelah berhasil masuk ke dalam toko itu, pelaku lalu membekap korban dan mengancam akan membunuhnya jika berteriak.
Kedua tangan korban kemudian diikat dengan tali rafia hingga menyebabkan lebam.
"Habis itu korban langsung dibekap, terus diikat oleh orang dua itu pakai tali rafia," kata Lutfi.
Dalam kondisi tidak berdaya itu, korban hanya bisa pasrah saat melihat pelaku mengambil empat paks rokok dagangannya dan tiga karung sak berisi uang senilai Rp 200 juta.
Padahal, uang tersebut rencananya digunakan korban untuk membayar ke distributor.
"Uang Rp 200 juta disiapkan untuk bayar ke distributor," kata dia.
Baca juga: Viral Sosok Menyeramkan Terekam Kamera Google Maps di Hotel Berhantu
Baca juga: Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Pramugari Filipina, Bukan karena Diperkosa
Pelaku ditangkap
Usai pelaku pergi, korban lalu berteriak minta tolong kepada warga sekitar dan melaporkan kejadian itu ke polisi.
Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara dan pengembangan penyelidikan, tiga pelaku pada malam harinya berhasil ditangkap.
Mereka diketahui bernama Sumini (35) yang sedang hamil 8 bulan dan anaknya, Ita Maulida (19) serta menantunya, Imam Safi'i (28).
Ketiga pelaku yang diketahui satu keluarga itu merupakan warga Kabupaten Pasuruan.
Dalam menjalankan aksinya itu, Sumini dan Ita berperan sebagai eksekutor. Sedangkan Imam bersama satu tersangka lain yang masih buron menjaga situasi di luar toko.
Saat ini, kata Lutfi, kasus tersebut masih dilakukan pengembangan penyelidikan oleh kepolisian dan ketiga pelaku sudah dilakukan penahanan di Mapolsek Poncokusumo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca juga: Fenomena Alam Tanah Bergerak Mencapai 1,5 Meter, Warga Lamkleng Tunggu Bantuan Tenda Pengungsian
Kasus Perampokan Lain, Modus Borong Jajanan
Mbah Waginem hanya bisa pasrah dan enggan melaporkan penipuan dan pencurian yang telah menimpanya.
Nenek asal Semarang itu bukan satu-satunya korban dari oknum pencuri yang belakangan menjadikan lansia penjual jajanan pasar sebagai target perampokan.
Pencuri tersebut melancarkan aksinya dengan modus memborong dagangan dan menawari tumpangan motor.
Meski sempat menangis lantaran 70 nasi bungkus dagangan dan uangnya dicuri, Mbah Waginem memilih tak melapor ke polisi.
Nenek penjual nasi bungkus dan jajanan pasar berusia 65 tahun itu mengaku ikhlas dengan cobaan yang menimpanya.
"Kulo pasrah ikhlas lahir batin. Mboten laporan. Rejeki pun enten sing ngatur (Saya pasrah dan ikhlas. Rezeki sudah ada yang mengatur," tutur Mbah Ginem pasrah.
Dagangan dan uangnya dibawa kabur penipu

Peristiwa pilu yang dialami Mbah Ginem terjadi pada Jumat (4/9/2020).
Ia yang biasanya menjual nasi dan jajanan pasar dengan berjalan kaki keliling di Semarang, Jawa Tengah tiba-tiba dipanggil oleh seseorang.
Mengaku pembeli, wanita bersepeda motor itu mengatakan akan membeli seluruh dagangan Mbah Ginem.
"Mbah dodol opo to mbah?' Tak tebas kabeh kene segone (Mbah jual apa? Tak borong semua sini nasinya)," jelas Mbah Ginem seraya menirukan pembeli tersebut.
Betapa senang hati Mbah Ginem. Terbayang di benaknya, ia dapat pulang lebih awal hari itu.
"Kulo wis seneng nek ditebas kabeh mikire kulo mulih esuk. (Saya sudah senang kalau diborong semua saya bisa pulang lebih awal)," ujar dia.
Wanita itu lalu sempat meminta Mbah Waginem membonceng ke sepeda motornya.
Tetapi lantaran takut naik sepeda motor, Mbah Ginem menolaknya.
"Kene tak boncengke (sini saya boncengin). Ajeng diboncengke kulo mikir nek kesasar meh nangndi melih (Mau diboncengin saya mikir kalau nyasar mau kemana lagi) tapi akhirnya saya tolak, saya ndak berani naik motor karena pernah jatuh," ujar dia.
Namun tanpa disangka, perempuan tersebut malah merampas seluruh dagangan 70 nasi bungkusnya dan dompet berisi uang Rp 400.000 milik Mbah Ginem.
"Tiba-tiba malah nggeblas mboten wangsul kulo ditinggal teng pinggir ndalan (tiba-tiba bablas, tidak balik lagi saya ditinggal di pinggir jalan). Sekule dibeto sedoyo kalihan dompet. (Nasinya dibawa semua sama dompet)," tutur dia.
Menangis
Mbah Ginem yang bingung dan kecewa tak bisa menahan air matanya.
Ia kebingungan melunasi setoran dagangannya.
Lebih-lebih seluruh uang di dompet milik Mbah Ginem ikut digondol penipu.
"Saya nangis waktu berhenti di warung karena mikir bagaimana nanti setorannya. Dagangan belum dibayar sudah dibawa kabur orang," kata Mbah Ginem pilu.
Relawan minta pelaku dikejar
Salah seorang relawan bernama Tonex mengaku bersimpati dengan kisah mbah Ginem.
Ia mengatakan kasus serupa tak hanya sekali terjadi. Kasus yang sama juga pernah menimpa seorang pedagang jajanan pasar di Kota Semarang bernama Mbah Khotimah.
"Kami berharap penipunya bisa segera ditangkap karena kejadian ini yang saya tahu, sudah beberapa kali terjadi di Semarang dan mengincar pedagang lansia," jelas Tonex.
Ia bersama rekan-rekannya pun mengumpulkan donasi untuk Mbah Ginem.
"Kami mendengar kabar ini dari sosial media. Dan tergerak mengumpulkan bantuan uang dari kawan-kawan donatur untuk Mbah Ginem. Semoga bisa bermanfaat dan berjualan lagi," kata dia.
(Kontributor Malang, Andi Hartik/Kontributor Semarang, Riska Farasonalia)
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Ibu Hamil, Anak & Menantu Rampok Toko Sembako Modus 'Beli Kerupuk', Gondol Sekarung Uang 200 Juta