Pendidikan
Evaluasi Belajar Tatap Muka, Disdikbud Aceh Tamiang Bentuk 20 Tim
Tidak tertutup kemungkinan rekomendasi tim ini merubah pola belajar yang saat ini dibatasi 50 persen menjadi penuh.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Tamiang membentuk 20 tim untuk melakukan monitoring dan evaluasi belajar tatap muka yang sudah berlangsung dua pekan.
Tim yang berjumlah 40 orang ini secara resmi mulai diturunkan ke sejumlah sekolah pada Senin (19/1/2021) hingga empat hari ke depan. Masing-masing tim yang berjumlah dua orang ini diharapkan mampu menampung kendala yang dihadapi sekolah dalam melakukan belajar tatao muka di masa pandemi Covid-19.
“Tim ini bukan lagi memeriksa kesiapan protokol kesehatan, karena itu sudah jelas harus dipatuhi. Tim ini untuk lebih membantu sekolah menyelesaikan persoalan yang dihadapi,” kata Plt Kadisdikbud Aceh Tamiang Zulfiqar.
Zulfiqar menjelaskan pembentukan tim ini atas perintah langsung Bupati Mursil yang menginginkan ada tim internal yang berfungsi meningkatkan kualitas BTM.
Baca juga: Musim Dingin Terpa AS, Korban Kematian Virus Corona Meningkat di 30 Negara Bagian
Baca juga: Penanganan Kebakaran di Bandar Baru Sering Tak Maksimal, Begini Harapan Masyarakat
Selama ini pengawasan dilakukan oleh DPRK dan MPD Aceh Tamiang.
“Selain memang pengawasan dari DPRK dan MPD, pak bupati menginginkan ada tim internal yang mengawasi proses belajar ini,” sambungnya.
Disebutkannya total sekolah yang dinaungi Didiskbud Aceh Tamiang sebanyak 374, terdiri atas 146 TK, 170 SD dan 58 SMP.
Namun 20 tim ini tidak mengunjungi seluruh sekolah, melainkan hanya perwakilan masing-masing wilayah.
“Kita membagi beberapa wilayah, misalnya yang terjauh dan terbaik, jadi ada 160 sekolah yang akan dikunjungi tim ini,” jelasnya.
Zulfiqar berharap tim ini sudah bisa melaporkan hasil monevnya pada Jumat (23/1/2021) untuk langsung dibahas dan diteruskan bupati.
Tidak tertutup kemungkinan rekomendasi tim ini merubah pola belajar yang saat ini dibatasi 50 persen menjadi penuh.
“Sangat terbuka kegiatan belajar kembali normal, semuanya tergantung laporan tim ini,” kata Zulfiqar.(*)