Internasional
Rusia Tolak Seruan AS dan Eropa, Pembebasan Pemimpin Oposisi Alexei Navalny
Pemerintah Rusia pada Selasa (19/1/2021) menepis seruan pejabat AS dan Eropa untuk membebaskan pemimpin oposisi Alexei Navalny.
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Pemerintah Rusia pada Selasa (19/1/2021) menepis seruan pejabat AS dan Eropa untuk membebaskan pemimpin oposisi Alexei Navalny.
Dia ditangkap setelah kembali ke Rusia dari Jerman seusai menjalani perawatan karena keracunan zat saraf.
Pernyataan telah datang dari seluruh dunia yang mengutuk penangkapan tersebut.
Juga menyerukan pembebasan segera Navalny, yang menyalahkan keracunannya pada pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Dilansir AP, hal itu menambah ketegangan antara Rusia dan Barat, dengan beberapa negara UE menyarankan pengenaan sanksi tambahan terhadap Moskow.
Baca juga: Kembali dari Jerman, Pemimpin Oposisi Rusia Ditahan 30 Hari, Minta Pendukung Melawan
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan hari Selasa bahwa "kami tidak dapat dan tidak akan mempertimbangkan pernyataan ini."
“Kami berbicara tentang fakta ketidakpatuhan terhadap hukum Rusia oleh warga negara Rusia," ujarnya.
"Ini benar-benar masalah internal dan kami tidak akan mengizinkan siapapun ikut campur di dalamnya," tambahnya.
"Kami tidak bermaksud untuk mendengarkan pernyataan seperti itu, "kata Peskov kepada wartawan.
Navalny ditahan di pos pemeriksaan paspor bandara Sheremetyevo Moskow setelah terbang pada Minggu (17/1/2021), malam dari Berlin, Jerman,
Baca juga: Seorang Wanita Rusia Jadi Sopir Truk, Menyamar Jadi Pria
Dia dirawat setelah keracunan pada Agustus 2020.
Dia diperintahkan untuk menjalani penahanan pra-sidang selama 30 hari pada Senin (18/1/2021).
Persidangannya dilakukan dengan tergesa-gesa di sebuah kantor polisi tempat Navalny ditahan.
Layanan penjara Rusia mempertahankan Navalny, tokoh oposisi Rusia yang paling terkemuka dan juru kampanye anti-korupsi.
Dia dituduh melanggar persyaratan percobaan dari hukuman yang ditangguhkan pada hukuman pencucian uang 2014.