Berita Aceh Besar
193 Kafe dan 156 Bangunan Lain di Bantaran Krueng Aceh Sudah Dibongkar, Pangdam IM Ucap Terimakasih
Silaturahmi yang tentu tetap mengikuti protokol kesehatan ini berlangsung di Pesantren Al-Manar, Aceh Besar, yang juga dekat bantaran Krueng Aceh
Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
Artinya ketika musim hujan, air yang turun dari hulu sungai lancar mengalir ke hilir atau ke laut tanpa menggenangi permukiman penduduk.
"Kenapa tahun 2000, Kota Banda Aceh terjadi banjir besar, karena di pinggiran kanal Krueng Aceh ini , sudah banyak bangunan, kafe, dan kandang sapi," kata Pangdam.
Oleh karena itu, Pangdam mengingatkan warga bantaran Krueng Aceh tak lagi membangun bangunan apa pun.
Tetapi jika ingin menggarap lahan tersebut, misalnya untuk ditanami tanaman muda dipersilakan meminta izin kepada pihak Balai Wilayah Sungai I Sumatera.
“Pemerintah tidak melarang, jika ada masyarakat yang ingin menggarap kanal pengendalian banjir Krueng Aceh sepanjang 9,6 Km dan lebar 300 meter itu.
Misalnya untuk ditanami padi, jagung, palawija, cabai, tomat, kol, kacang panjang atau memanfataakan untuk lokasi wisata, lomba perahu, tempat jogging, dan olahraga lainnya.
Tapi ikuti aturan yang sudah dibuat Balai Wilayah I Sungai Sumatera dalam pemanfaatannya,” ujar Pangdam IM, Achmad Marzuki
Seperti diketahui kanal banjir Krueng Aceh sepanjang 9,6 Km dan lebar 300 meter itu dibangun pemerintah pusat tahun 1987 – 1993.
Ketika itu, pemerintah pusat membebaskan lahan masyarakat ini dan dikosongkan untuk mencegah banjir.
Oleh karena itu, lebar kawasan pinggiran sungai ini yang awalnya 100 meter ditambah 200 meter lagi, sehinggamenjadi 300 meter.
Namun, sejak tahun 2000 – 2020, di kawasan kanal banjir itu sudah banyak tumbuh bangunan, seperti kafe, kendang sapi, tanaman tua, sehingga ini semua itu ditertibkan untuk mencegah banjir. (*)