Internasional

WHO Sudah Sepakat dengan Pfizer, Negara Miskin Mulai Vaksinasi Virus Corona Februari 2021

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Pfizer / BioNTech untuk 40 juta dosis vaksin Covid-19.

Editor: M Nur Pakar
Reuters
Vaksin Covid-19 Pfizer 

SERAMBINEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Pfizer / BioNTech untuk 40 juta dosis vaksin Covid-19.

Direncanakan, pengiriman vaksin ke negara-negara miskin dan menengah ke bawah dimulai bulan depan melalui program COVAX.

Skema COVAX, yang dipimpin oleh WHO dan aliansi vaksin GAVI, menandatangani kesepakatan untuk ratusan juta dosis untuk memvaksinasi orang-orang di negara-negara miskin dan menengah ke bawah.

Vaksin Pfizer sejauh ini adalah satu-satunya yang mendapat persetujuan darurat WHO.

"Di dunia ini kami dilindungi seperti tetangga kami," kata CEO Pfizer Albert Bourla, secara resmi mengumumkan kesepakatan yang dilaporkan Reuters pada Kamis (21/1/2021).

Baca juga: VIDEO - Viral, Kepala Puskesmas Menjerit Ketakutan Saat Disuntik Vaksin Covid-19

Bourla mengatakan 40 juta dosis, sebagian kecil dari total perkiraan produksi 2021 perusahaan sebesar 2 miliar, akan dijual secara nonprofit.

Dia menggambarkannya sebagai kesepakatan awal, dan mengatakan lebih banyak dosis dapat diberikan melalui program COVAX di masa depan.

Kesepakatan itu muncul di tengah meningkatnya kritik terhadap ketidakadilan vaksin dari WHO dan negara-negara lain.

Ketika negara-negara kaya menyuntik jutaan orang menggunakan suntikan yang diperoleh melalui kesepakatan bilateral.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan perjanjian baru dengan Pfizer harus memungkinkan vaksinasi dimulai pada Februari 2021

Baca juga: Uni Eropa Kecam Kanselir Jerman, Blokir Vaksin Virus Corona

Diutamakan untuk petugas kesehatan, meskipun rincian pengaturan pasokan masih diselesaikan.

Dia berharap perjanjian itu juga akan mendorong negara lain untuk menyumbangkan lebih banyak suntikan Pfizer mereka untuk mendukung peluncuran cepat, seperti yang dilakukan Norwegia.

“Komitmen (Amerika Serikat) untuk bergabung dengan COVAX, bersama dengan kesepakatan baru dengan Pfizer / BioNTech ini, berarti kita semakin dekat untuk memenuhi janji COVAX,” ujarnya.

Kepala penasihat medis Presiden AS Joe Biden, Anthony Fauci mengatakan Amerika Serikat akan bergabung dengan fasilitas tersebut.

Pendahulu Biden, Donald Trump telah menghentikan pendanaan ke badan yang berbasis di Jenewa itu dan mengumumkan proses penarikan.(*)

Baca juga: Ayatollah Ali Khamenei Larang Vaksin Virus Corona dari AS dan Inggris

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved