Internasional

AS Akan Buka Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, Arab Saudi Terancam

Pemerintahan AS akan membuka segera kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di Konsulat Istanbul, Turki.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Jamal Khashoggi 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintahan AS akan membuka segera kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di Konsulat Istanbul, Turki.

Presiden AS Joe Biden telah menempatkan dirinya berseberangan dengan Arab Saudi.

Kebijakan itu diputuskan Biden setelah Direktur Intelijen Nasional, Avril Haines berjanji untuk membuka klasifikasi laporan tentang pembunuhan Jamal Khashoggi.

Dorongan dari komunitas intelijen atas pembunuhan jurnalis pembangkang.

Diyakini melibatkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, berpotensi memicu kejatuhan Kerajaan Arab Saudi.

Baca juga: Pendukung Trump Sebut Presiden Joe Biden Sebagai Boneka Partai Demokrat

Avril Haines telah menginformasikan kepada Kongres pada Kamis (21/1/2021).

"Kami akan mengikuti undang-undang mengenai laporan tersebut, mengacu pada penolakan pemerintahan Trump untuk merilis versi lengkap untuk perwakilan DPR AS," ujarnya.

CIA telah menyimpulkan dengan tingkat keyakinan yang tinggi.

Pangeran Mohammed, atau MBS, sekutu dekat pemerintah sebelumnya memerintahkan pembunuhan kolumnis Washington Post di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018.

Namun, isinya belum disebutkan atau dipublikasikan.

MBS, penguasa de facto Arab Saudi, telah membantah memerintahkan pembunuhan itu dan pemerintahan Trump secara terbuka mendukungnya meskipun ada kecaman internasional.

Baca juga: Ini Dia Penulis Pidato Hebat Presiden Joe Biden, Warga AS Keturunan India

"Saya berharap mereka melakukan apa yang mereka katakan," kata tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz.

Cengis telah meminta Presiden Joe Biden untuk merilis laporan itu, saat berkomentar singkat kepada The Sunday dan The Telegraph.

Pernyataan Haines adalah sinyal pertama tentang bagaimana pemerintahan Biden berniat mengatur ulang hubungan dengan kerajaan kaya minyak itu.

Biden belum menjelaskan posisinya pada salah satu sekutu terdekat Amerika di Timur Tengah itu

Tetapi sebelumnya telah meminta Washington untuk mencabut dukungan untuk perang Saudi di Yaman dan memeriksa kembali penjualan senjata.

Biden mengeluarkan kecaman pedas terhadap putra mahkota selama kampanye kepresidenannya.

Biden mengatakan Riyadh perlu diperlakukan sebagai "paria" dan bersumpah untuk mengambil "cek kosong berbahaya" MBS.

Namun, rilis laporan tersebut berisiko memojokkan AS, kata para analis.

Baca juga: Joe Biden Tegur Wartawan, Beri Aku Waktu Istirahat

“Ini akan menempatkan pemerintahan Biden dalam ikatan yang nyata,” kata Sarah Leah Whitson, Direktur Eksekutif Demokrasi untuk Dunia Arab (DAWN), yang didirikan setelah kematian Khashoggi.

“Bagaimana mereka terus membenarkan penjualan senjata ke Arab Saudi setelah terungkapnya laporan itu? tanyanya.

"Pada saat yang sama, jelas ada politik nyata yang sedang bermain," jelasnya.(*

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved