Ratusan Pengungsi Rohingya di Aceh Kabur, Ada yang Menyeberang ke Malaysia, Pakai Jasa Pihak Ketiga

Pengungsi Rohingya yang berada di Aceh tiba-tiba kabur tanpa sepengetahuan petugas. Mereka diduga kabur untuk menuju Malaysia.

Editor: Faisal Zamzami
FOTO DOK DESA JULI KEUDE DUA
Tujuh perempuan etnis Rohingya didampingi anggota Polsek Juli, saat berada di Kantor Keuchik Gampong Juli Keude Dua, Kecamatan Juli, Bireuen. 

Tidak ada aktifitas sama sekali, kecuali beberapa pria Rohingya terlihat bebas keluar masuk kamp.

Kepala Dinas Sosial  Kota Lhokseumawe, Ridwan Jalil yang sebelumnya ditunjuk sebagai Ketua Satgas Penanganan Rohingya kepada Serambi, Jumat (8/1/2020), mengaku sudah mengetahui kejadian tersebut.

Informasi terakhir yang diperoleh, sisa imigran Rohingya lebih kurang 100 orang dari 352 orang yang terdata oleh pihaknya.

“Kami tidak terlibat lagi. Saat ini, kita hanya sebatas memonitor saja. Saya  sudah tahu kejadian ini, terakhir saya terima kabar tersisa 100 orang lagi. UNHCR harus bertanggungjawab karena membiarkan mereka meninggalkan kamp,” tegasnya.

Kabar yang ia terima menyebutkan, banyak etnis Rohingya kabur masih berada di pemukiman warga.

Bahkan, ada juga yang kabur ke luar daerah bahkan ke Malaysia tanpa difasilitasi.

Ia menilai petugas UNHCR tidak koperatif kepada otoritas setempat, sehingga pihaknya kesulitan mendapat data terkini Rohingya.

Malahan, pihaknya banyak mendapat informasi dari masyarakat sekitar dan media.

“Seharusnya, UNHCR membantu kita memberikan semua informasi terkait penanganan Rohingya, berapa jumlahnya, apa saja yang sudah dilakukan, dan kemana saja mereka pergi,” ungkapnya.

Menurut Ridwan, Pemko jauh-jauh hari sudah menyarankan UNHCR memfasilitasi etnis Rohinya untuk bertemu keluarga dan kerabatnya yang ada di Malaysia, Medan, dan Kalimantan.

Bukan seperti saat ini membiarkan mereka kabur secara liar sehingga membahayakannya.

“Saya sudah sarankan itu sejak Juli 2020 lalu kepada UNHCR, namun tidak dilakukan. Baru-baru ini, pihak IOM datang ke Lhokseumawe, saya katakan kepada mereka harus dikembalikan ke keluarga dan difasilitasi,” terang Ridwan.

Terkait banguan shelter yang sedang dibangun di lokasi kamp, Ridwan Jalil mengaku akan berkoordinasi dengan pihak IOM agar bisa dievaluasi kembali mengingat jumlah pengungsi sudah semakin berkurang.

“Pembangunan harus terus berjalan, namun bisa saja fungsinya nanti diserahkan ke Pemko, karena tidak ada lagi Rohingya di sana. Walau pada dasarnya bangunan itu untuk pengungsi korban konflik,” pungkasnya.

Sementara Public Information Officer UNHCR Indonesia, Mitra Salima saat dikonfirmasi membenarkan berkurangnya jumlah imigran Rohingya di gedung bekas BLK Kandang, Lhokseumawe.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved