Universitas Syiah Kuala Citrakan Lapisan Bumi Area Longsor di Lamkleng, Aceh Besar
Tim pencitraan lapisan bumi tersebut dipimpin oleh Dr Muksin Umar selaku Koordinator Pusat Mitigasi Bencana Geologi
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Layak tidaknya area longsor di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, untuk dihuni lagi pada masa mendatang hingga kini masih misteri, mengingat permukaan tanah di desa itu turun terus setiap hari.
Untuk menjawab teka-teki tersebut, terutama untuk keperluan mitigasi bencana longsor yang lebih luas di masa mendatang, tim Universitas Syiah Kuala (USK) berupaya mencitrakan lapisan bumi di area longsor Gampong Lamkleng, Aceh Besar.
Tim pencitraan lapisan bumi tersebut dipimpin oleh Dr Muksin Umar selaku Koordinator Pusat Mitigasi Bencana Geologi, Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) USK.
"Saat turun ke lapangan kemarin kami dibantu oleh Prof Dr Muhammmad Syukri, Zulfadhli MSc, dan Ibnu Rusydy MSc. Semuanya merupakan peneliti TDMRC yang juga staf pengajar Teknik Geofisika USK," kata Dr Muksin Umar kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Rabu (27/1/2021) siang.
Baca juga: Syamsul Bahri Bacok Ibu Kandung hingga Tewas Gegara Harta Warisan, Pelaku Juga Ancam Bunuh Adik
Baca juga: Jalan Cot Irie-Limpok Rusak Parah, Lubang menganga Bertaburan, Pengendara Kesulitan Melintas
Tim tersebut, lanjut Muksin, dibantu oleh mahasiswa S1 dan S2 Program Studi Fisika, serta mahasiswa Teknik Geofisika USK.
Pengukuran, kata Muksin, berlangsung dari pagi hingga sore dari ujung barat sampai ke timur desa tersebut.
Selain mengukur, tim juga mengkaji struktur lapisan bumi di sepanjang 7 line, baik yang sejajar dengan jalan Gampong Lamkleng maupun yang memotong jalan desa atau tegak lurus dengan sungai (Krueng Aceh).
Menurut Dr Muksin, lapisan bumi di area longsor tersebut dikaji menggunakan dua metode geofisika, yaitu menggunakan ground penetrating radar (GPR) dan geolistrik.
Alat GPR ini fungsinya mencitrakan lapisan bumi berdasarkan pemantulan gelombang elektromagnetik, sedangkan alat geolistrik menyediakan informasi struktur tanah atau batuan berdasarkan sifat kelistrikannya.
"Hasil analisis sementara pencitraan lapisan bumi menggunakan GPR menunjukkan bahwa struktur bumi di sepanjang jalan desa memiliki kesamaan dari ujung barat hingga ujung timur desa tersebut," katanya.
Selain itu, secara tegak lurus arah sungai, tim menemukan adanya potensi bidang gelincir longsoran yang jelas tergambar dari hasil pencitraan.
Baca juga: UPDATE Kondisi Gunung Merapi, 22 Kali Keluarkan Awan Panas, Hujan Abu Vulkanik sampai Boyolali
Baca juga: Terkenal Punya Banyak Minyak, Mengapa Kapal Minyak Iran Malah Lakukan Tindakan Ilegal?
Pola potensi bidang gelincir ini, lanjut Muksin, hampir sama dari ujung barat hingga ujung timur tebing desa tersebut.
Secara pengamatan langsung, tim peneliti juga menemukan ada retakan-retakan kecil lainnya di belakang rumah warga, terutama yang mengarah dari timur ke barat.
"Namun, hasil analisis data lebih detail akan diketahui dalam beberapa hari ke depan, mengingat banyaknya data yang direkam dan baru selesai sore kemarin," kata Muksin.