Internasional
Persidangan Pemakzulan Kedua Donald Trump, Diduga Tidak Akan Berakhir dengan Hukuman
Persidangan pemakzulan Donald Trump untuk kedua kali di Senat, diduga tidak akan berakhir dengan hukuman.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Persidangan pemakzulan Donald Trump untuk kedua kali di Senat, diduga tidak akan berakhir dengan hukuman.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPA) AS telah memilih memakzulkan mantan presiden Donald Trump.
Menuduhnya memicu pemberontakan dan menjadikannya presiden pertama dalam sejarah AS yang dimakzulkan dua kali.
Dilansir Bazaar, Jumat (29/1/2021), dakwaan menuju Senat untuk diadili, di mana Pemimpin Minoritas Mitch McConnell dilaporkan telah mendukung langkah menuju pemakzulan.
Baca juga: Mantan Menhan AS, James Mattis Tuduh Donald Trump Hasut Kerusuhan di Capitol
Partai Demokrat di DPR secara resmi memperkenalkan artikel pemakzulan terhadap Trump pada awal Januari 2021.
Menuduhnya bersekongkol dengan massa pendukungnya untuk menyerbu Capitol AS 6 Januari 2021.
Langkah ini mengikuti penolakan Partai Republik atas resolusi yang meminta Wakil Presiden Mike Pence untuk mencabut kekuasaan kepresidenan Trump dengan menerapkan Amandemen ke - 25 .
Pemungutan suara baru menunjukkan senator Partai Republik kemungkinan tidak akan menghukum Trump.
Baca juga: Pemimpin QAnon Bersedia Bersaksi di Persidangan Pemakzulan Donald Trump, Merasa Dikhianati
Senat membatalkan mosi dari senator Republik Rand Paul yang akan menganggap proses pemakzulan Donald Trump sebagai tidak konstitusional karena tidak lagi menjabat.
Meskipun mosi itu ditolak, penghitungan suara 55 hingga 45 menunjukkan Demokrat mungkin tidak memiliki cukup senator Republik untuk menghukum Trump di pengadilan.
Setidaknya 17 Republikan harus bergabung dengan Demokrat agar mantan presiden itu dihukum.
Tetapi hanya lima anggota partainya, Senator Susan Collins, Lisa Murkowski, Mitt Romney, Ben Sasse, dan Patrick J. Toomey, memilih untuk menolak gerakan partainya,
Baca juga: Donald Trump Buka Kantor di Florida Sebagai Mantan Presiden AS
"Saya pikir cukup jelas dari pemungutan suara bahwa sangat tidak mungkin presiden akan dihukum," kata Collins, menurut The New York Times .
“Lakukan saja perhitungan matematika," katanya.
Meskipun perhitungan saat ini bertentangan dengan hukuman, beberapa anggota Republik mungkin belum terpengaruh pada saat persidangan diharapkan dimulai pada 9 Februari.
Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell belum berkomitmen untuk suatu pendirian.
"Sidang belum dimulai," katanya kepada CNN .
"Dan saya berniat untuk berpartisipasi dan mendengarkan buktinya," tambahnya.(*)