Berita Bireuen
SMPN 5 Peusangan Bireuen masih Serba Kekurangan, Mulai tak Ada Lapangan Olahraga hingga MCK Guru
“Anak-anak bila pelajaran praktek olahraga, hanya bisa bermain di tempat sempit depan ruang belajar. Olahraga yang bisa dilakukan hanya bulu tangkis
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nurul Hayati
“Anak-anak bila pelajaran praktek olahraga, hanya bisa bermain di
tempat sempit depan ruang belajar. Olahraga yang bisa dilakukan hanya bulu tangkis dan olahraga tradisional pecah piring, dekat tiang
bendera. Sedangkan bola voli maupun bola kaki tidak bisa dilakukan,”
ujar Plt Kepala SMPN 5 Peusangan, Hayati SPd kepada Serambinews.com, Sabtu (30/01/2021).
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - SMPN 5 Peusangan Bireuen yang dibangun tahun 2008 lalu di Desa Blang Dalam Peusangan, Bireuen hingga saat ini masih serba kekurangan.
Kompleks sekolah luasnya hanya sekitar 30 x 40 meter, terdapat satu bangunan ruang belajar, satu musala, kemudian satu perpustakaan dengan bangunannya yang berdempetan.
Ruang guru maupun ruang kepala sekolah, lapangan olahraga, ruangan
laboratorium belum ada.
Sementara MCK baru ada satu unit untuk siswa, ditambah satu lokasi parkir ukuran kecil.
Amatan Serambinews.com, bangunan RKB hanya berjarak dua meter lebih dengan musala dan pustaka.
Areal kosong di tengah bagian depan sekitar 6 meter, dijadikan lapangan olahraga dan tempat parkir.
Baca juga: MTsN Model Banda Aceh Galang Bantuan Korban Gempa Mamuju Sulawesi Barat
“Anak-anak bila pelajaran praktek olahraga, hanya bisa bermain di
tempat sempit depan ruang belajar. Olahraga yang bisa dilakukan hanya
bulu tangkis dan olahraga tradisional pecah piring, dekat tiang
bendera. Sedangkan bola voli maupun bola kaki tidak bisa dilakukan,”
ujar Plt Kepala SMPN 5 Peusangan, Hayati SPd kepada Serambinews.com,
Sabtu (30/01/2021).
Bangunan SMPN 5 Peusangan yang lokasinya berjarak sekitar 6 KM arah
selatan Keude Cot Ijue, Peusangan saat ini baru ada empat ruang
ruang belajar.
Satu ruang digunakan untuk ruang kepala sekolah dan juga guru.
Jumlah murid memang tidak banyak, baru ada 42 orang.
Terdiri atas kelas I dan kelas II masing-masing 13 orang dan kelas III
berjumlah 42 orang.
“Kalau jumlah guru memadai, sudah ada 11 orang ,termasuk empat orang guru baru. Sarana belajar yang masih serba kekurangan,” ujarnya.
Disebutkan, kompleks sekolah sangat terbatas.