BMKG Jelaskan Soal Dentuman Misterius Tadi Malam, Sebut karena Proses Gerakan Tanah yang Kuat

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan soal fenomena alam suara dentuman misterius yang meresahkan warga itu.

Editor: Mursal Ismail
TRIBUN JABAR/ERY CHANDRA
ILUSTRASI: Langit di Kota Bandung. Masyarakat di sejumlah daerah di Jawa Barat mengaku mendengar suara dentuman misterius. 

Sebelumnya warga di lokasi pergerakan tanah Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berlarian ke luar rumah, Sabtu (30/1/2021) malam.

Mereka berlarian ke luar rumah sekitar pukul 19.00 WIB karena mendengar suara dentuman misterius yang disusul dengan gemuruh.

Informasi diperoleh Tribunjabar.id, terjadi getaran dua kali sebelum muncul suara dentuman.

Getaran itu muncul setelah hujan deras mengguyur lokasi pergerakan tanah di Kampung Ciherang.

Relawan ProBumi Indonesia, Asep Has membenarkan kejadian tersebut.

Ia mengatakan, warga langsung berlarian ke pengungsian ketika mendengar suata dentuman.

"Ada sebagian warga yang dengar ya, warga berlarian ke pengungsian," ujarnya via pesan singkat.

Baca juga: Dilarang Bakar Bendera Merah Putih dan Lecehkan Simbol Negara, Ini Hukuman Pidana Bagi Para Pelaku

Pohon bertumbangan di dekat lokasi tanah bergerak, Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (20/1/2021).
Pohon bertumbangan di dekat lokasi tanah bergerak, Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (20/1/2021). (For Serambinews.com)

Dampak tanah bergerak di Lamkleng Aceh Besar

Seperti diketahui, fenomena tanah bergerak hingga longsor sebelumnya juga terjadi di Desa Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. 

Kedalaman langsor di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, sudah mencapai lima meter. 

Bahkan, 18 kepala keluarga (KK) di pinggiran sungai yang terkena dampak tanah bergerak ini sejak 10 Januari 2021 lalu, kini harus mengungsi. 

Jumlah total warga dari 18 KK ini adalah 71 jiwa. 

Keuchik Lamkleng, Muhammad Fajri, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Kamis (28/1/2021).

"Saat ini warga saya kumpulkan  untuk musyawarah membahas rencana relokasi ke lokasi yang aman dari musibah pergeseran tanah," kata Muhammad Fajri. 

Fajri mengatakan rencananya warga itu akan direlokasi ke daerah persawahan Gampong Lamkleng karena kawasan itu dinilai lebih aman dari fenomena tanah bergerak ini. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved