Breaking News

Tragedi Arakundo

Kilas Balik 22 Tahun Tragedi Arakundo Idi Cut, Cendekiawan Unsyiah Kutuk Pelanggaran HAM di Aceh

Unsyiah mengutuk aksi kekerasan tersebut telah dimuat pada berita versi cetak Harian Serambi Indonesia pada 5 Februari 1999.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
Dokumen Koran Serambi Indonesia (5/2/1999)
Korban tragedi Arakundo sedang diangkut oleh warga 

Dayan yakin, sendi-sendi masyarakat madani yang kita idam- idamkan akan tercapai.

Yang justru menjadi salah satu agenda dalam reformasi damai yang dimotori oleh para mahasiswa.

Sejalan dengan itu. Dayan mengingatkan bahwa perguruan tinggi bukan hanya abdi masyarakat, tapi juga kritisi masyarakat karena sifatnya yang independen.

Ini mengandung konsekuensi bahwa selalu harus ada tegangan kreatif antara keduanya, yang bisa diwujudkan dengan cara memahami kapan perlu melayani keinginan masyarakat, kapan mendukungnya, kapan mengkritik, kapan pula harus menolaknya.

Itu pula sebabnya, atas nama senat universitas.

Unsyiah mendukung upaya-upaya masyarakat korban DOM mendapatkan keadilan, perhatian, dan rehabilitasi psikis, dan pemulihan taraf hidup.

Tapi, di sisi lain Unsyiah, menurut Dayan, masih bersikap watt and see dalam mendukung tuntutan mayoritas mahasiswa utuk menuntut referendum, bila yang mereka maksud dengan itu adalah Aceh harus pisah dari republik.

VIDEO - 21 Tahun Tragedi Berdarah Krueng Arakundo Aceh Timur, Negara Diminta Bertanggung Jawab

Sikap tersebut diambil, karena akademisi di Unsyiah, masih menaruh sedikit harapan bahwa pusat akan segera mengubah paradigma kepeduliannya terhadap Aceh pasca-DOM.

"Aksi-aksi kerusuhan yang belakangan banyak terjadi, kita harapkan tidak dengan mudah dijuruskan ke makar timpalnya.

Investasi

Dalam pidato pengukuhannya berjudul Investasi Swasta dan Birokrasi Pe merintah, Prof TA Hamid MAB percaya, investasi swasta di daerah-daerah luar Jawa dan Bali dapat ditingkatkan dengan penciptaan iklim investasi yang sehat dan kondusif.

Itu pun dengan menyediakan berbagai insentif dan kebijakan yang dinamis, yang dapat merangsang minat para investor bersedia investasi di daerah daerah luar Jawa, termasuk Aceh.

Peringati Tragedi Berdarah Arakundo, Sejumlah Mahasiswa Gelar Aksi di Banda Aceh

Strategi lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan investasi swasta itu adalah dengan mendorong investasi yang produktif dan efisien.
Sehingga tidak menimbulkan biaya ekonomi tinggi.

Perlu pula didorong peran aktif Pemda dalam meningkatkan investasi di daerahnya dengan memberikan berbagai ke mudahan dalam bentuk perangkat lunak dan keras.

Selain itu, perlu dipercepat upaya penyediaan SDM dengan kekuatan yang memadai, mendorong terbentuknya lembaga keuangan yang kondusif untuk pengembangan dunia usaha.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved