Internasional
Johnson & Johnson Minta Regulator AS Izinkan Suntikan Vaksin Covid-19 Hanya Sekali
Perusahaan Johnson & Johnson telah meminta regulator kesehatan AS mengesahkan vaksin Covid-19 dosis tunggal untuk penggunaan darurat.
Amerika Serikat telah setuju untuk membayar 1 miliar dolar AS untuk 100 juta dosis, yang menurut J&J diharapkan akan dipasok pada paruh pertama tahun ini.
Amerika Serikat juga memiliki opsi untuk membeli 200 juta dosis tambahan.
Perusahaan tersebut mengatakan memiliki dosis yang siap untuk dikirimkan setelah persetujuan darurat.
Ini bertujuan untuk memberikan 1 miliar dosis pada tahun 2021 dengan produksi di Amerika Serikat, Eropa, Afrika Selatan dan India.
Dalam uji coba J&J terhadap hampir 44.000 relawan yang dilakukan di delapan negara, tingkat perlindungan terhadap COVID-19 adalah 72%.
Di Amerika Serikat, 66% di Amerika Latin, dan 57% di Afrika Selatan tempat varian tersebut beredar.
Hasil tersebut dibandingkan dengan keefektifan 95% dari vaksin dua dosis yang dibuat oleh Pfizer / BioNTech SE dan Moderna.
Namun, kedua uji coba tersebut dilakukan terutama di Amerika Serikat dan sebelum penyebaran varian baru.
Tujuan utama studi J&J adalah pencegahan Covid-19 dari sedang hingga parah.
• Sekda Aceh: Tenaga Kesehatan Harus Segera Disuntik Vaksin Covid-19
Vaksin tersebut 85% efektif dalam menghentikan penyakit parah dan mencegah rawat inap di semua wilayah dan terhadap berbagai varian selama 28 hari setelah imunisasi.
Vaksin J&J menggunakan virus flu biasa yang dikenal sebagai adenovirus tipe 26 untuk memasukkan protein virus corona ke dalam sel-sel tubuh dan memicu respons imun.
Vaksin Pfizer / BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut messenger RNA (mRNA) yang mengharuskannya disimpan di freezer.(*)