Luar Negeri

Kisah Abdul Kader Lulusan S2 di Jerman, Lamaran Pekerjaan Ditolak 800 Kali, Kini Masih Menganggur

Setelah itu, pria asal Suriah berusia 29 tahuni itu telah megajukan sekitar 800 lamaran pekerjaan dan melakukan 80 wawancara.

Editor: Faisal Zamzami
TWITTER @AbdulTizini
Lulusan S2 di RWTH Aachen, Jerman, Abdul Kader Tizini, masih menganggur setelah memasukkan 800 lamaran pekerjaan dan melakukan 80 wawancara. (TWITTER @AbdulTizini) 

Anja Robert, penasihat karir di RWTH Aachen, mengakui bahwa mahasiswa internasional di Jerman merasa lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan daripada penduduk asli Jerman.

Permintaan untuk sesi konseling dari timnya dan dukungan psikologis telah meningkat sejak Maret ketika Jerman melakukan lockdown pertama untuk memerangi pandemi Covid-19.

"Di masa tidak aman seperti itu, orang cenderung ke arah keamanan, mengandalkan keterampilan bahasa, ciri budaya, dan pemahaman yang mapan,” ujar Robert.

Tingkat pengangguran Jerman naik sebanyak 6,4 persen setelah pemerintah memberlakukan lockdown pertama pada 2020.

Bahkan pada Januari, tingkat pengangguran di Jerman masih tinggi yakni mencapai 6 persen.

Dampak pandemi pada pasar tenaga kerja di Jerman sebenarnya telah ditekan dengan skema yang dinamakan Kurzarbeit.

Skema tersebut memungkinkan pemberi kerja memotong jam kerja karyawannyanya selama ekonomi masih lesu.

Namun skema itu juga membuat perekrutan tenaga kerja menjadi lebih sulit.

Perusahaan yang berada dalam skema tersebut dapat mempekerjakan staf dalam kasus luar biasa jika mereka memiliki alasan yang kuat, kata Ludwig Christian, juru bicara Kantor Perburuhan Federal.

Antara April 2020 hingga Januari tahun ini, jumlah lowongan baru di Jerman turun 430.000 atau 26 persen secara year-on-year (yoy) menurut data Kantor Tenaga Kerja Jerman.

Jaringan

Tantangan lain yang dihadapi mahasiswa asing adalah jaringan profesional dan sosial yang lebih lemah.

Hal itu diperburuk oleh pameran kerja dan acara jejaring yang dibatalkan atau dipindahkan secara online di tengah pandemi.

“Jaringan digital lebih sulit, terutama jika Anda berasal dari negara lain dan Anda tidak terbiasa dengan cara kerja jaringan di sini,” kata Jana Koehler, seorang perekrut internasional yang berbasis di Berlin.

Dua kali lockdown pada 2020 juga menutup restoran, yang berarti jumlah pekerjaan paruh waktu menjadi berkurang.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved