Iran Minta PBB Bertindak atas Rencana Israel untuk Serang Wilayahnya

Perwakilan Iran juga meminta agar suratnya didaftarkan sebagai dokumen resmi di Dewan Keamanan PBB.

(SEPAHNEWS via AP)
Foto ini dirilis pada Jumat (8/1/2021) oleh Sepahnews, situs web Garda Revolusi Iran. Para perwira Garda Revolusi Iran berjalan dengan di antara rudal di pangkalan bawah tanah rahasian IRan di Teluk Arab. 

SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Perwakilan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memprotes ancaman tindakan militer Israel baru-baru ini terhadap negara tersebut, meminta organisasi antar pemerintah untuk ikut campur.

Dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Majid Takht-Ravanchi mengatakan, Israel tidak hanya meningkatkan “retorika provokatif dan penghasut” terhadap Iran, tetapi juga secara aktif membuat rencana untuk bertindak atas ancamannya.

Contoh terbaru, katanya, terjadi pada akhir Januari ketika jenderal Israel Aviv Kochavi mengatakan militer Israel sedang mempersiapkan "sejumlah rencana operasional, selain yang sudah ada" sebagai reaksi terhadap Iran yang meningkatkan program nuklirnya dalam beberapa bulan terakhir.

Perwakilan Iran di PBB mengatakan, ancaman itu melanggar pasal dua piagam PBB dan membutuhkan "tanggapan proporsional oleh komunitas global" karena sejarah Israel menyerang negara lain di kawasan itu.

Israel Klaim Penanganan Virus Corona Berhasil, Peduduk Menceritakan Kisah Berbeda.

Palestina Mulai Berikan Vaksin Covid-19 ke Warga, Hasil Sumbangan Israel

Remehkan Ancaman Israel, Iran Sebut Tel Aviv Tak Pernah Berani Menyerang

"Kami memiliki hak intrinsik untuk membela diri dan secara tegas menanggapi setiap ancaman atau tindakan salah oleh rezim Israel," tulis Takht-Ravanchi.
Antara lain, pasal dua piagam PBB menyatakan bahwa anggota harus "menahan diri dalam hubungan internasional mereka dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara manapun".

Takht-Ravanchi mengatakan Israel harus bertanggung jawab atas tindakan permusuhannya dan PBB harus melawan "kebijakan destabilisasi dan penghangatan" negara sebagai entitas yang bertanggung jawab untuk mengamankan perdamaian internasional.

Perwakilan tersebut juga meminta agar suratnya didaftarkan sebagai dokumen resmi di Dewan Keamanan PBB.

Setelah jenderal Israel membuat ancaman, kepala staf kepresidenan Iran Mahmoud Vaezi menolaknya sebagai "perang psikologis" dan berkata "dalam tindakan, mereka tidak memiliki rencana maupun kemampuan untuk melaksanakannya".

Jika AS Menolak Bertindak, Israel SiapHancurkan Iran dengan Bom Nuklir Sendirian

Iran Terima Kiriman Pengiriman Pertama Vaksin Virus Corona dari Rusia

Iran Bebaskan Pelaut Korea Selatan, Dari Indonesia dan Lainnya Belum Diketahui Nasibnya

Dia juga mengatakan dia yakin pemerintahan baru Presiden AS Joe Biden memiliki kemerdekaan dan tidak akan melayani Israel seperti pendahulunya Donald Trump.

Pernyataan Kochavi juga dilihat sebagai ancaman bagi pemerintahan Biden yang mengatakan ingin memulihkan kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani Teheran dengan kekuatan dunia.

Trump secara sepihak membatalkan kesepakatan pada 2018 dan menjatuhkan sanksi keras terhadap Iran, yang menyebabkan Iran secara bertahap mengurangi komitmennya berdasarkan kesepakatan mulai 2019.(reuters/sak)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved