Internasional
Nenek 95 Tahun Penghuni Panti Jompo Ternyata Sekretaris Nazi Dengan Pembantaian 10.000 Orang
Seorang nenek 95 tahun yang bekerja sebagai Sekretaris Kamp Konsentrasi Nazi harus menghadapi hukuman di masa tuanya.
SERAMBINEWS.COM, BERLIN - Seorang nenek 95 tahun yang bekerja sebagai Sekretaris Kamp Konsentrasi Nazi harus menghadapi hukuman di masa tuanya.
Dia yang saat ini penghuni panti jompo dituntut dengan lebih dari 10.000 pembunuhan di kamp konsentrasi Nazi.
Dilansir The Telegraph, Minggu (7//2/2021), Nenek itu didakwa sebagai dalang pembunuhan 10.000 orang.
Karena bekerja sebagai sekretaris di kamp konsentrasi Nazi, jaksa penuntut Jerman mengumumkan.
Nenek itu belum disebutkan namanya berdasarkan undang-undang privasi Jerman.
Setapi telah diidentifikasi oleh media lokal bernama Irmgard F, seorang pensiunan Jerman yang tinggal di panti jompo di Pinneberg, utara Hamburg, Jerman.
• Nenek yang Diarak Warga Karena Mencopet Untuk Makan Hidup Memprihatinkan, Polisi Janji Beri Sembako
Dari Juni 1943 hingga April 1945 dia bekerja sebagai sekretaris dan juru ketik untuk komandan kamp konsentrasi Stutthof, di Polandia sekarang.
Dia dituduh membantu mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan sistematis tahanan Yahudi, partisan Polandia dan tawanan perang Soviet di kamp.
Ini bukan pertama kalinya seorang wanita didakwa atas Holocaust.
Tetapi keputusan untuk mengajukan dakwaan terhadap mantan sekretaris adalah yang terbaru.
Dari serangkaian upaya baru-baru ini untuk memperluas penuntutan di luar mereka yang terlibat langsung dalam pengiriman tahanan ke kematian mereka.
Sekitar 65.000 orang diyakini telah dibunuh secara sistematis di Stutthof dan 28.000 di antaranya adalah orang Yahudi.
Beberapa ribu orang tewas di kamar gas kamp.
Yang lainnya dipukuli sampai mati, tenggelam dalam lumpur atau dibunuh dengan suntikan mematikan, ditembak mati atau bekerja sampai mati.
• VIDEO - Terlalu Asik Joget, Nenek Ini Terdorong Temannya Hingga Jatuh dari Panggung
Mayoritas meninggal karena kondisi tidak manusiawi di kamp, yang menyaksikan serangkaian wabah tifus.