Luar Negeri
Gletser Longsor Picu Banjir Bandang di India, Korban Tewas Bertambah 18 Orang dan 200 Hilang
Sebanyak 18 orang dikonfirmasi tewas dan 200 hilang, dalam banjir bandang yang disebabkan longsornya gletser di India.
SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Sebanyak 18 orang dikonfirmasi tewas dan 200 hilang, dalam banjir bandang yang disebabkan longsornya gletser di India.
Air bercampur puing dari lembah sempit di utara Himalaya menghancurkan jembatan, jalan, dan dua pembangkit listrik pada Minggu (7/2/2021).
"Ada kepulan debu saat air menyambar. Tanah bergetar seperti gempa bumi," ujar Om Agarwal, penduduk setempat kepada Indian TV.
Pemerintah Negara Bagian Uttarakhand pada Senin (8/2/2021) menyatakan, 18 jenazah sudah berhasil mereka temukan.
Sementara Menteri Utama Trivendra Singh Rawat mengatakan, sekitar 200 orang lainnya masih dilaporkan menghilang.
Kebanyakan dari korban hilang adalah pegawai pembangkit listrik. Beberapa terperangkap di terowongan yang tertutup air, lumpur, dan batu.
"Jika insiden ini terjadi pada malam hari, saat semua pekerja sudah pulang, maka situasinya tidak akan separah ini," kata Rawat.
Dilansir AFP, pejabat bencana Piyoosh Rautela berujar 12 orang sudah diselamatkan dari terowongan.
Namun, 25 masih terjebak di terowongan lainnya.
Dengan jalanan utama tersapu banjir bandang, penyelamat dari paramiliter harus menyusuri bukit memakai tali guna menjangkau pintu utama.
Sementara petugas penyelamat lain menggunakan alat berat untuk memindahkan berton-ton batu setelah gletser longsor.
Vivek Kumar Pandey, pejabat penanganan bencana lain menerangkan 80 meter di dalam terowongan sudah dibersihkan dan bisa diakses.
"Namun tampaknya, masih ada 100 meter lagi di bagian dalam terowongan yang belum dibersihkan dari puing-puing," kata dia.
Ratusan anggota tim penyelamat terus menjalankan tugasnya sepanjang Senin, dibantu militer dari angkatan darat, udara, dan laut.
Bagaikan film Hollywood
Jagat media sosial dipenuhi berbagai rekaman amatir, yang memerlihatkan air menyapu celah sempit pada lembah dengan kecepatan mengerikan.
Salah satu penyintas, Rajesh Kumar, mengungkapkan hari mereka awalnya begitu normal dengan pekerjaan di kedalaman 300 meter.
"Tiba-tiba, terdengar siulan dan teriakan agar kami keluar. Kami segera keluar namun air datang lebih cepat," paparnya.
Pria 28 tahun itu menuturkan, rasanya seperti berada di film Hollywood. "Kami kira kami tidak akan selamat."
Pemerintah setempat awalnya menduga air bah itu berasal dari bongkahan besar gletser yang mencair di Himalaya.
Namun, mereka kemudian mengajukan teori fenomena lain yang disebut dengan banjir semburan danau glasial, atau GLOF.
Fenomena ini terjadi ketika tepian danau glasial, yang terbentuk dari gletser, diterobos.
Menyemburkan air dalam jumlah besar ke bawah.
Banjir besar itu, menurut otoritas, bisa saja disebabkan longsoran salju.
Mungkin juga dipicu kantong air dalam gletser meledak. Dalam beberapa tahun terakhir, gletser di sana terus mencair.
Pakar menyebut sebagian karena pemanasan global, ada juga karena pembangunan pembangkit listrik.
Pada 2013, banjir bandang membunuh 6.000 orang dan membuat rencana penerapan proyek lainnya di Uttarakhand harus dikaji ulang.
Vimlendhu Jha, pendiri LSM Swechha berkata, bencana ini adalah "pengingat suram" dari perubahan iklim maupun proyek seperti pembanguna jalan.
Apalagi pada 2019, sebuah studi mengungkapkan gletser di Himalaya, dikenal juga sebagai Kutub Ketiga dunia, bisa mencair pada 2100 jika remisi tak dijalankan.
• Unik Petai Dijual per Biji di Malaysia, Dibungkus Seperti Permen, Ternyata Segini Harganya
• Israel Minta Sekutu Tekan Jaksa ICC Agar tak Lanjutkan Penyidikan Kejahatan Perang di Palestina
• Afrika Hentikan Pemakaian Vaksin AstraZeneca, Australia Jadi Resah Karena Sudah Pesan 53 Juta Dosis
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE: 18 Tewas, 200 Hilang dalam Bencana Gletser Longsor di India",