Pilpres AS 2020

Hasil Penyelidikan DPR AS, Trump Pemicu Utama Kerusuhan di Capitol

Para pimpinan di DPR AS mengutip kata-kata yang disampaikan Trump pada rapat umum sebelum terjadinya kerusuhan.

Editor: Zaenal
Brendan SMIALOWSKI / AFP
Seorang pendukung Presiden AS Donald Trump mengenakan masker gas saat dia melakukan protes setelah menyerbu Capitol AS pada 6 Januari 2021, di Washington, DC. 

Biden memenangkan pemilihan 6 November dengan sekitar 7 juta suara, dan Trump belum menawarkan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.

Penyelidikan Departemen Kehakiman gagal menemukan bukti adanya penipuan pemilih seperti dituduhkan oleh Trump.

Trump juga berulang kali mengalami kekalahan hukum di pengadilan.

Meskipun memberi tahu orang banyak bahwa dia akan bergabung dengan mereka dalam pawai mereka ke Capitol, Trump malah kembali ke Gedung Putih.

Di Gedung Putih, Trump dilaporkan duduk santai menyaksikan kekacauan yang terjadi di televisi.

"Ketika gerombolannya menyerbu dan menduduki Senat dan menyerang DPR, serta menyerang penegak hukum, dia menontonnya di TV seperti reality show," kata Raskin.

"Dia menikmatinya, dan dia tidak melakukan apa pun untuk membantu kami sebagai pemimpin,” tambah dia.

Penyerbuan Gedung Capitol Disenangi Donald Trump, Menonton di TV Dengan Serius

Jaksa selanjutnya memutar rekaman video sejak hari itu, termasuk beberapa yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Jaksa juga memutar ulang rekaman audio polisi yang memohon bantuan dan menyatakan kerusuhan saat kekacauan memburuk.

Di antara rekaman itu adalah adegan-adegan mengancam para pendukung Trump yang mengamuk di Capitol mencari Wakil Presiden Mike Pence dan Ketua DPR Nancy Pelosi.

Pence menjadi sasaran pemberontak setelah dia menolak seruan Trump untuk membatalkan penghitungan suara.

Massa itu juga terlihat datang dalam beberapa detik untuk menghadapi anggota parlemen, termasuk Senator Republik Mitt Romney, yang diarahkan menjauh dari perusuh oleh polisi.

Petugas Eugene Goodman terlihat berlari menuju Romney, meneriakinya sebelum senator Utah berbalik dan lari ke tempat berlindung.

Tim pembela Trump, yang berpendapat bahwa pidato mantan presiden itu dilindungi secara konstitusional, diperkirakan akan memulai dua hari argumen lisan pada hari Jumat.

Mantan presiden kemungkinan besar tidak akan dihukum di Senat, di mana mayoritas dua pertiga diperlukan agar tindakan tersebut dapat disahkan.

Hanya enam Partai Republik setuju dalam pemungutan suara sebelumnya bahwa proses tersebut konstitusional.(Anadolu Agency)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved