Luar Negeri

Trump Tidak Akan Kembali ke Twitter, Akunnya Diblokir Permanen

Mantan presiden AS Donald Trump, tidak akan pernah diizinkan untuk kembali di Twitter. Bahkan jika dia memenangkan kembali kursi kepresidenan.

Editor: Zaenal
AFP
Mantan presiden AS Donald Trump 

Raskin merujuk pada pidato Trump kepada para pendukungnya tepat sebelum mereka menyerbu gedung Capitol dalam upaya untuk mencegah anggota parlemen menghitung suara Electoral College, langkah terakhir sebelum pelantikan Presiden Joe Biden.

Twitter Tutup Akun Ayatollah Ali Khemeni, Posting Ancaman Terhadap Donald Trump

Seorang pendukung Presiden AS Donald Trump memakai topeng dirinya di samping pria bermasker gas dalam demo di Gedung Capitol AS, Washington DC, Rabu (6/1/2021).
Seorang pendukung Presiden AS Donald Trump memakai topeng dirinya di samping pria bermasker gas dalam demo di Gedung Capitol AS, Washington DC, Rabu (6/1/2021). (AFP/ROBERTO SCHMIDT)

Trump dituduh menghasut kerusuhan fatal yang mengakibatkan lima kematian, termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol.

Dua petugas penegak hukum lainnya yang berusaha membela badan legislatif federal pada hari itu mempertaruhkan nyawa mereka setelah kejadian tersebut.

Trump mengatakan kepada massa bahwa dia berkumpul di dekat Ellipse bahwa mereka harus "berjuang mati-matian" untuk menghentikan penghitungan suara yang diamanatkan oleh Konstitusi.

Ia terus menuduh bahwa pemilihan itu "dicuri" darinya melalui penipuan pemilih yang meluas.

"Negara kami sudah muak, dan kami tidak akan tahan lagi," katanya kepada para pendukung.

Banyak dari mereka kemudian membanjiri Capitol saat anggota parlemen mensertifikasi hasil pemilihan.

"Kami akan menghentikan pencurian itu,” teriak pendukung Trump.

Biden memenangkan pemilihan 6 November dengan sekitar 7 juta suara, dan Trump belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.

Penyelidikan Departemen Kehakiman atas penipuan pemilih gagal menemukan bukti yang mendukung tuduhan Trump.

Dia juga berulang kali mengalami kekalahan hukum di pengadilan.

Meskipun memberi tahu orang banyak bahwa dia akan bergabung dengan mereka dalam pawai mereka ke Capitol, Trump malah kembali ke Gedung Putih, di mana dia dilaporkan menyaksikan kekacauan yang terjadi di televisi.

"Ketika gerombolannya menyerbu dan menduduki Senat dan menyerang DPR, serta menyerang penegak hukum, dia menontonnya di TV seperti reality show," kata Raskin.

"Dia menikmatinya, dan dia tidak melakukan apa pun untuk membantu kami seperti halnya pemimpin,” kata dia.

Jaksa selanjutnya memutar rekaman video sejak hari itu, termasuk beberapa yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved