Dulu Tega Membantai, Militer Myanmar Kini Dekati Muslim Rohingya Setelah Lakukan Kudeta
Militer Myanmar dilaporkan mulai mendekati Muslim Rohingya setelah melakukan kudeta.
SERAMBINEWS.COM - Militer Myanmar dilaporkan mulai mendekati Muslim Rohingya setelah melakukan kudeta.
Hal itu mereka lakukan setelah mendapat kecaman luas dari pihak internasional.
Bahkan demonstrasi besar-besaran juga terjadi di Myanmar.
Apa yang dilakukan militer menjadi tanda tanya besar.
Pasalnya militer turut melakukan pembantaian etnis Rohingnya beberapa tahun silam.
Diberitakan Intisari dari asiantimes.com (9/2/2021), Tak lama setelah menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, rezim militer baru mengirimkan surat kepada pemerintah Bangladesh melalui duta besarnya di Myanmar untuk menjelaskan alasan kudeta tersebut.
Mereka menjelaskan tentang tuduhan penipuan pada pemilu November 2020, di mana partai Aung Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menang dengan gemilang.
• Petugas Rutan Takengon Amankan Belasan Handphone dan Sajam dari Kamar Tahanan
• Lowongan Kerja BUMN Kimia Farma Februari 2021, Ini Syaratnya: Terbuka untuk Fresh Graduate
Tawarkan Solusi Masalah Rohingya

Dikatakan, dalam surat yang isinya belum dipublikasikan secara lengkap itu, rezim militer juga menyebutkan kemungkinan solusi untuk menyelesaikan krisis Rohingya.
Hal itu mendorong Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen, yang dikutip oleh Dhaka Tribune pada 6 Februari, mengatakan “Ini adalah kabar baik. Ini awal yang bagus. ”
Kemudian, di dalam negara bagian Rakhine Myanmar, beberapa komandan militer lokal telah mengunjungi daerah berpenduduk Muslim di dekat perbatasan Bangladesh dan sebuah kamp untuk pengungsi Rohingya di ibu kota negara bagian Sittwe.
• Tiga Komisioner & Istri Ketua Baitul Mal Pijay Janji Kembalikan Dana Senif Gharim Rp 24,5 juta
• Gisella Anastasia Ungkap Fakta Terbaru Soal Hubungannya dengan Wijin, Beberkan Rencana Pernikahan
Menurut laporan United News Bangladesh (UNB) 5 Februari, para komandan berbicara dengan para tetua Rohingya.
Mereka menyumbangkan 500.000 kyat Myanmar (US $ 350) dan makanan untuk masjid di Aung Mingalar Quarter di mana ribuan pengungsi internal (IDP) telah mendekam sejak kerusuhan komunal antara Muslim dan Buddha pada tahun 2012.
Kunjungan militer juga dilaporkan terjadi di Maungdaw, kota negara bagian Rakhine yang berbatasan dengan Bangladesh.