Longsor di Gayo Lues
Dampak Tanah Longsor, Dua Rumah di Pepelah Dibongkar Pemiliknya
Sebagian besar warga di Desa Pepelah sudah kembali ke rumahnya masing-masing dan meninggalkan tempat pengungsian.
Penulis: Rasidan | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Rasidan|Gayo Lues
SERAMBINEWS.COM, BLANGKEJEREN - Warga dari dua kepala keluarga (KK) di desa Pepelah kecamatan Pining kabupaten Gayo Lues (Galus) dilaporkan sudah membongkar rumah miliknya, akibat tanah longsor dan retak yang terjadi sebelumnya dan mengancam permukiman penduduk tersebut selama ini yang menyebabkan 40 kk di desa itu sempat mengungsi ke tempat lain.
Berdasarkan informasi yang himpun Serambinews.com, Sabtu (13/2/2021), untuk saat ini warga sebagian besar di desa Pepelah tersebut sudah kembali kerumahnya masing-masing dan meninggalkan tempat pengungsian sebelumnya, baik siang maupun malam hari serta sudah beraktivitas seperti hari biasanya.
Bahkan, hanya 3 KK dilaporkan yang masih mengungsi ditempat atau di rumah milik Pengulu (Keuchik) setempat, sementara 2 KK juga sudah membongkar rumahnya tersebut akibat dampak banjir dan tanah longsor yang terjadi sebelumnya.
Selain itu sebagian kecil warga memilih tinggal di rumah keluarganya yang dinilai aman dari bencana tanah longsor dan retak tersebut.
Camat Pining, Win Zulfian ST, kepada Serambinews.com, Sabtu (13/2/2021) mengatakan, warga di desa Pepelah yang sempat mengungsi setelah terjadi tanah retak dan longsor serta banjir sebelumnya, kini warga saat ini sudah mulai meninggalkan tempat pengungsian dan kembali kerumahnya masing-masing seperti biasanya.
Bahkan hanya tinggal 3 kepala keluarga yang masih bertahan ditempat pengungsian di rumah Penghulu (Keuchik) desa Pepelah tersebut.
Sementara itu, lanjut Camat Pining, 2 kepala keluarga juga saat ini sudah membongkar rumahnya yang disebabkan dari dampak banjir dan tanah longsor serta tanah retak yang terjadi sebelumnya.
Selain itu juga ada 3 kepala keluarga juga mendirikan sebuah gubuk sebagai tempat tinggalnya dibelakang rumah Penghulu tersebut yang dianggap aman dari tanah longsor dan banjir selama ini.
"Warga yang mendirikan gubuk untuk 3 KK tersebut, tidak berani lagi kembali dan tinggal dirumah sebelumnya, karena lokasinya persis dekat dengan jalan longsoran yang terjadi sebelumnya,"sebutnya.
Dikatakan, bila terjadi curah hujan tinggi warga yang sebagian besar sudah kembali kerumahnya selama ini akan kembali ketenda atau tempat pengungsian lagi, hal itu dikhawatirkan akan terjadi longsor atau banjir kiriman seperti sebelumnya.
Sehingga warga yang sempat mengungsi sebanyak 40 KK di desa Pepelah tersebut masih dihantui rasa takut dan was-was di saat terjadi hujan deras.
"Warga saat ini memang sudah kembali kerumahnya dan beraktivitas seperti biasa, namun warga masih cemas dan khawatir terutama disaat curah hujan tinggi, bahkan saat ini hanya tinggal 3 KK yang masih bertahan ditempat pengungsian yakni di rumah Penghulu tersebut hingga saat ini, selain 2 KK sudah membongkar rumahnya dan 3 KK mendirikan gubuk sebagai tempat tinggalnya ditempat yang dianggap aman oleh warga itu," sebutnya.(*)
• Jadwal Liga Italia Pekan Ini - Napoli Pertaruhkan Nasib Gennaro Gattuso, Nerazzurri Dipepet Juventus
• Bunga Citra Lestari Kenang Kado Terakhir sang Suami, Sebelum Ashraf Sinclair Meninggal
• Covid-19 di Aceh Umumnya OTG, Pemakaian Tempat Tidur Rumah Sakit Rendah
• 15 Makanan Kaya Flavonoid, Apel, Bawang Hingga Anggur Merah, Ampuh Atasi Flu dan Pilek
• 5 Nelayan yang Dibebaskan India Tiba di Aceh