BERITA POPULER
BERITA POPULER - Kisah Pria Turki Jemput Jodoh Ke Aceh Hingga Kapal Rusia Masuk Aceh Tanpa Izin
Sederet informasi mengenai kisah pria asal Turki yang melakoni kisah percintaan bersama dengan wanita Aceh hampir menguasai hampir seluruh dereten top
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
Memang, manusia bisa berencana, tapi Allah lah yang menentukannya.
Kisah rahasia jodoh inilah yang dalam sepekan ini ramai disorot para warganet, yaitu tentang perjuangan seorang pemuda dari Jambi, terbang seorang diri menjemput jodoh ke Turki.
Nah, ternyata kisah Mutawwali yang terbang hingga 15 jam untuk menjemput jodohnya Edanur Yildiz di Turki, bukanlah kisah heroik pertama yang melibatkan dua anak manusia di Indonesia dan Turki.
Kisah hampir serupa juga pernah terjadi di Aceh, lebih dari dua tahun lalu.
Baca juga: Arab Saudi Tangkap Kelompok Pencucian Uang ke Luar Negeri, Sita Uang Rp 241 Miliar dan Emas 19 Kg
Bedanya, dalam kisah ini, pemuda Turki yang terbang seorang diri ke Aceh untuk menjemput jodohnya.
Adalah Huseyin Ozturk (28) pemuda berasal dari Denizli, Aegea, Turki, yang melakoni kisah cinta sejati ini.
Baca kisah selengkapnya disini.
2. Setelah Menikahi Perempuan Aceh, Pria Turki Ini Temukan Keturunan Tentara Ottoman di Banda Aceh
Huseyin Ozturk (28), laki-laki dari Denizli, Aegea, Turki, mencuri perhatian karena menjemput cinta sejatinya di Aceh.
Setelah menikah, ada kisah lain Huseyin Ozturk menemukan saudaranya yang merupakan keturunan dari tentara Ottoman yang dulu pernah dikirim Turki ke Aceh.
Pasukan Ottoman ini merupakan tentara pada masa Kesultanan Utsmaniyah.
Bersama Serambinews.com, Jumat (12/2/2021) Huseyin melihat jejak Turki di Aceh yakni di Gampong Bitai, Jaya Baru, Banda Aceh.
Pada kampung ini, terdapat Makam Tengku Di Bitay, makam ini sebagai salah satu bukti hubungan diplomatis antara Turki dengan Kerajaan Aceh Darussalam silam.
Baca juga: Roy Suryo Sebut Chip di e-KTP Belum Bisa Dipakai untuk Melacak Lokasi Seseorang
Huseyin menyebutkan, ada 600 tentara dari Turki yang dikirim oleh Sultan Salim II ke Aceh, namun 300 diantaranya gugur.
Sedangkan, 300 lainnya membuat akademi militer serta membuat tempat pengajian.