Internasional
Kasus Bunuh Diri Pasangan Muda Jadi Sorotan, Angka Kemiskinan di Turki Meningkat Selama Pandemi
Kasus bunuh diri pasangan muda Istanbul, Turki yang menghadapi masalah keuangan serius akibat virus Corona.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Kasus bunuh diri pasangan muda Istanbul, Turki yang menghadapi masalah keuangan serius akibat virus Corona.
Hal itu langsung menjadi sorotan dan kekhawatiran atas meningkatnya angka kemiskinan di Turki.
Pasangan itu bunuh diri pada 9 Februari 2021 setelah meninggalkan anak mereka yang berusia 1 tahun dengan seorang tetangga.
Diyakini mereka sedang berjuang atas kesulitan keuangan akibat kebijakan virus Corona yang telah menyebabkan kekecewaan yang meningkat di seluruh negeri.
Insiden tersebut telah menjadi simbol realitas ekonomi baru Turki dan ketimpangan pendapatan yang meningkat.
Pada hari yang sama, Turki secara kontroversial mengumumkan peluncuran program luar angkasa baru untuk mendarat di bulan pada 2023.
"Mereka yang mengatakan tidak ada kemiskinan dan kelaparan - haruskah kita sedih untuk anak kecil itu, atau orang-orang muda yang meninggal tiba-tiba?" tanya Canan Kaftancioglu, Ketua Partai Rakyat Republik Istanbul.
Baca juga: VIDEO - Tentara Turki Beri Makan Kambing Gunung yang Kelaparan Akibat Cuaca Ekstrim
Sebuah laporan baru-baru ini oleh Serikat Pekerja Pelayanan Publik menemukan tujuh dari 10 warga Turki memiliki hutang pribadi..
Hal itu menunjukkan angka kemiskinan yang lebih tinggi di antara perempuan dan satu dari dua anak menghadapi kemiskinan orangtuanya.
Koefisien Gini, ukuran ketimpangan pendapatan yang umum digunakan, di antara negara-negara anggota UE adalah 0,307.
Di Turki, bagaimanapun, angkanya berada di 0,417, menurut data Eurostat yang juga menunjukkan orang terkaya di negara itu berpenghasilan delapan kali lipat upah rata-rata pada 2019.
Sebuah studi baru-baru ini oleh akademisi Turki menemukan bahwa jumlah orang Turki yang miskin bisa dua kali lipat tahun ini, meningkat menjadi 20 juta orang.
Laporan lain oleh Bank Dunia mengungkapkan bahwa pandemi virus Corona dapat memaksa 1,6 juta lebih orang di bawah garis kemiskinan.
"Di Turki, orang miskin dan rentan (mereka yang berada di atas garis kemiskinan, tetapi dengan tingkat ketidakamanan ekonomi yang tinggi), mewakili 40 persen terbawah dari distribusi pendapatan," kata laporan itu.
Baca juga: VIDEO Setelah Menikahi Perempuan Pidie Jaya Pria Turki Ini Temukan Keturunan Tentara Ottoman di Aceh
"Bahkan, menyumbang enam dari 10 pekerjaan yang hilang selama krisis," tambahnya.
Para ahli telah memperingatkan upaya pemerintah untuk mengurangi kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi.
Seperti tunjangan asuransi pengangguran, belum sebanding dengan skala kemiskinan yang meningkat di negara tersebut.
Skema bantuan hanya mencakup karyawan terdaftar, mengabaikan jutaan “pekerja informal.
Pekerja yang merupakan sepertiga dari pasar tenaga kerja.
“Turki tidak pernah menjadi negara demokrasi yang sempurna atau menggunakan aturan hukum di masa lalu," Serkan Ozcan, seorang ekonom dan anggota pendiri Partai Masa Depan kepada Arab News, Minggu (14/2/2021).
"Kemerosotan pengawasan dan keseimbangan baru-baru ini di negara tersebut dan kebijakan ekonomi yang salah telah berdampak langsung pada dinamika ekonomi," tambahnya.
"Menghantam rumah tangga yang paling rentan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tambahnya.
Ozcan mengatakan sebagian besar masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, meskipun bekerja secara normal.
Menurut survei pendapatan terbaru oleh badan statistik milik negara TUIK, sepertiga penduduk tidak mampu membeli daging secara teratur.
Aementara 37 persen responden mengatakan tidak mampu menghangatkan rumah mereka.
“Setiap kali ada kemiskinan akut di negara ini, pemerintah membuat rencana serupa," ujarnya.
"Seperti mendarat di bulan atau memulai megaproyek infrastruktur, untuk mengalihkan perhatian orang dari kebutuhan mendesak mereka. Ini adalah pola yang berulang, ”kata Ozcan.
Baca juga: Sejarah Aceh dan Turki - Ketika Ratusan Tentara Turki Usmani Menikahi Perempuan Aceh
Selain kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi, larangan pemerintah terhadap pemutusan hubungan kerja diharapkan akan dicabut akhir tahun ini.
Kemungkinan akan mengakibatkan peningkatan tajam pengangguran.
Kerumunan besar pemilik restoran dan staf melakukan protes di seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir untuk meningkatkan kesadaran akan kesulitan keuangan mereka.
Sebuah survei baru dari Universitas Bahcesehir mengungkapkan gaji sepertiga negara itu menurun selama pandemi.
Sementara setengah dari populasi Turki mengharapkan penurunan tajam dalam pendapatan mereka di periode mendatang.
Survei yang sama menunjukkan bahwa sepertiga orang menghadapi kesulitan dalam membeli makanan di tengah tingkat inflasi dua digit di Turki.
Angka ketenagakerjaan di kalangan kaum muda di negara itu juga menunjukkan tingkat pengangguran 40 persen yang mengkhawatirkan.(*)