Wawancara Eksklusif
Tidak Ada Lagi Tanggal Merah
SANDIAGA Salahuddin Uno atau lebih dikenal dengan sapaan Sandiaga Uno, merupakan sosok ternama di pentas politik nasional
* Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno (1)
SANDIAGA Salahuddin Uno atau lebih dikenal dengan sapaan Sandiaga Uno, merupakan sosok ternama di pentas politik nasional. Saat menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, ia mundur untuk maju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto pada pemilihan presiden 2019. Pasangan ini merupakan rival Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Sejak dua bulan lalu atau tepatnya pada 23 Desember 2020, Sandiaga dipercaya oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) merangkap Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama. Ikuti penuturannya dalam wawancara eksklusif dengan tim Tribun Network saat berdialog virtual bersama Tribun Network, pada Rabu (10/2/2021). Wawancara tersebut diturunkan dalam dua edisi mulai hari ini.
Anda masih ingat, pertemuan kita ini bukan yang pertama. Saat mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI, Anda pernah memesan Gojek dari kantor Tribun Network, Anda masih ingat kejadian itu?
Kejadian naik Gojek tidak saya lupakan karena ini kenangan saya di kontestasi Gubernur (DKI). Mudah-mudahan ini menjadi kenangan manis bagi teman-teman di Tribun Network. Saya berterima kasih Tribun Network sudah mendukung kami. Saya punya rekam jejak panjang, banyak berjumpa dengan rekan-rekan Tribun Network di seluruh nusantara saat saya berkunjung ke ribuan titik. Di setiap titik saya menemui keindahan. Kita mendukung destinasi super prioritas, namun tentunya tidak mengecilkan peran dari destinasi-destinasi lainnya termasuk desa wisata yang jadi program unggulan kami.
Saat ditunjuk menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Anda sudah tahu ada dua menteri yang terseret kasus korupsi (Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, serta Menteri Sosial Juliari Batubara). Bagaimana Anda mengantisipasi hal ini?
Memang ekonomi di masa pandemi ini dalam keadaan memprihatinkan. Kami terenyuh tentunya dua menteri yang mengalami musibah terseret kasus korupsi. Kami sendiri memiliki komitmen terhadap tata kelola yang baik.Saya mendapat tugas, kita tidak memiliki toleransi kegiatan kementerian yang tidak dalam koridor good governance. Kita sejak awal bahkan sudah langsung berkoordinasi dengan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Sektor Parekraf saat ini sudah sangat tertekan, sudah saatnya kita mendahului rakyat. Kita harus meningkatkan dari segi tata kelola yang baik. Saya juga membentuk satu komunikasi agar disampaikan dalam program kerja 100 hari. Dalam upaya meningkatkan awareness, kami juga melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) baru saja minggu lalu, bagaimana dari pembaharuan LHKPN sudah saya masukan laporan dan saya harap disusul yang lain. Kita harus memberikan contoh. Teladan.
Karena itu, kita butuh dukungan dari media terutama Tribun Network mengangkat isu seputar penyelenggaraan negara yang bersih agar menjadi suatu komitmen yang tegas di lingkungan penyelenggaraan negara.
Apakah Anda mengalami perubahan kehidupan dari sebelumnya sebagai pelaku bisnis dan saat ini sebagai Menteri Pariwisata?
Saya jadi Wagub (DKI) 2017, kemudian 2018 saya berhenti. Setelah keputusan MK (Gugatan Hasil Pilpres 2019-red) saya kembali menjadi warga negara biasa. Mulai 28 Juni 2019 sampai 23 Desember 2020, saya melakukan banyak sekali kegiatan yang berkaitan pemberdayaan masyarakat, khususnya UMKM di bidang lapangan kerja. Kita memastikan kehidupan masyarakat meningkat.
Jadi saya berdua dengan Pak Prabowo, saya berpikir akan membantu di luar pemerintah. Namun karena Covid-19 ini menjadi game changer bagi kita, semua tertekan dampak kesehatan luar biasa, dan saya kehilangan banyak teman dari pandemi ini.
Anda pernah menjadi pejabat, Wakil Gubernur DKI. Kemudian maju sebagai calon wakil presiden, sebagai orang penting (VVIP) yang mendapat pengawalan ketat, setiap saat. Dan sekarang masuk kabinet. Apakah perbedaan warga Negara biasa dengan pejabat Negara yang Anda rasakan?
Perubahan berat badan sama, bangun tetap subuh olahraga masih rutin. Saya, bedanya sekarang, tidak ada tanggal merah lagi. Tanggalnya hitam semua. Saya turun ke destinasi prioritas dan lainnya sesuai arahan dari bapak Presiden. Saya harus menjalankan aman dan visi bapak Presiden yaitu visi Indonesia emas 2025. Saya harus meninggalkan hal berkaitan pemberdayaan yang tidak langsung berhubungan dengan Parekraf.
Saya ini dididik sebagai profesional, fokus dalam tugas saya. Di masa perlu keprihatinan tentunya kita bisa menangkap satu peluang , mengambil hikmah di balik badai yang berkecamuk ini. Kita bergandengan tangan, bersatu padu, dan tidak menyalahkan satu- sama lain.