Unjuk Rasa Anti Mililiter Myanmar, Ratusan Masyarakat Gunakan Ritual Santet dan Kutukan
Ritual itu untuk memohon kepada kekuatan yang lebih tinggi dalam pertempuran mereka melawan militer Myanmar, dilansir dari Kompas TV
SERAMBINEWS.COM - Sejumlah masyarakat Myanmar menggunakan ritual dan satet sebagai bentuk anti militer di kota kuno Bagan pada Kamis, (18/02/2021).
Ritual itu untuk memohon kepada kekuatan yang lebih tinggi dalam pertempuran mereka melawan militer Myanmar, dilansir dari Kompas TV yang mengutip Associated Press.
Mereka bersama-sama menuju kuil abad ke-13 di situs kuno kota Bagan untuk mengutuk orang yang memimpin penggulingan pemerintahan, yakni Jenderal Min Aung Hlaing.
Pengunjuk rasa mengunggah informasi mengenai jalannya unjuk rasa yang dilaksanakan di kota kuno itu di Facebook.
Dalam unggahan itu, terlihat ada sejumlah orang yang membawa baskom-baskom berisi sesajen buah-buahan dan benda lain, serta patung anyaman hijau kecil yang menyerupai tentara.
Baca juga: Polisi Amankan Satu Terduga Pelaku, Terkait Penemuan Mayat di Tembolon
Baca juga: Rektor IPB Resmikan Pembangunan Rumah Kasim Arifin, Mahasiswa Hilang 15 Tahun di Maluku

Para peserta berdiri dengan hormat saat mantra-mantra dan sederet rapalan dibacakan menggunakan pengeras suara.
"Kudeta militer itu ilegal. Alasan mereka adalah kebohongan. Saya mengatakan yang sebenarnya," kata pemimpin ritual upacara tersebut.
"Kami berharap orang yang bertanggung jawab atas kudeta itu runtuh dan mati dalam penderitaan yang luar biasa!" ujarnya, merujuk kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Ritual itu kemudian berakhir saat mereka yang hadir menginjak-injak patung-patung kecil berwarna hijau itu di tanah.
Lokasi kutukan telah mereka pilih dengan cermat, yaitu di kuil Htilominlo, yang dikaitkan dengan para pemimpin nasional selama berabad-abad.
Baca juga: Menhan AS Telepon Putra Mahkota Arab Saudi, Sesuai Diabaikan Oleh Presiden Joe Biden
Min Aung Hlaing sendiri dilaporkan pergi ke kuil itu setahun yang lalu, untuk mencari berkah.
Bagi masyarakat yang lebih sekuler, upacara tersebut mungkin tampak tidak masuk akal, tetapi tidak di Myanmar.
Myanmar adalah negara yang sangat tradisional dan memiliki kepercayaan yang tidak perlu dipertanyakan lagi mengenai hal-hal ghoib dan supernatural.
Di antara yang paling percaya takhayul adalah para pemimpin militer yang terkenal sangat mendapat pengaruh pernujuman, numerologi, dan astrologi.
Situs arkeologi Bagan adalah situs Warisan Dunia UNESCO, dengan ribuan kuil berusia ratusan tahun tersebar di dataran berdebu.
Saat ini puluhan bangunan kuno di Bagan rusak akibat gempa bumi tahun 2016.
Baca juga: Prediksi One Piece Chapter 1005: Sosok Siluet Yang Bersama Samurai Akazaya Mungkin Hiyori atau Toki
Baca juga: Nissa Sabyan dan Ayus Sudah 4 Kali Ketahuan Selingkuh, Padahal Sering Dimaafkan Sang Istri
Militer bebaskan 23.000 tahanan dan kerahkan preman
Rakyat Myanmar semakin resah dengan tindakan junta militer.
Selain itu, muncul kabar bahwa militer telah mengerahkan preman untuk menciptakan kerusuhan.
Para preman tersebut diduga bekerja untuk militer dan berencana melakukan pembakaran, perampokan, dan meracuni sumur milik umum sebagaimana dilansir Intisari dari Arab News, Sabtu (13/2/2021).
Rakyat Myanmar juga semakin waswas setelah junta militer membebaskan 23.000 tahanan pada Jumat (12/2/2021) melalui amnesti.
Salah satu warga Hlaing di Yangon, Aye Kyu (54) mengatakan bahwa tetangganya berjaga-jaga di wilayah tempat tinggalnya setiap malam.
"Itu sangat mirip dengan situasi hanya beberapa hari sebelum penumpasan brutal militer terhadap pengunjuk rasa pada 1988."
“Mereka sekarang membutuhkan alasan untuk menindak kami. Jadi mereka menciptakan situasi kacau dengan membuat orang merasa tidak aman dan merespons dengan panik,” kata Aye.
“Kami tidak memiliki siapa-siapa lagi untuk melindungi kami. Polisi dan tentara bertindak layaknya preman bagi kami,” tutur Aye.
Hal senada juga diungkap warga Mingalar Taung Nyunt di Yangon, Ko Phyo.
"Kami akan mengadakan serangkaian pertemuan hari ini dan dalam beberapa hari mendatang untuk membuat patroli lebih sistematis," katanya kepada Arab News, Minggu (14/2/2021).
Junta Militer Myanmar mendesak pegawai negeri untuk kembali bekerja.
Mereka yang nekat mogok kerja terancam mendapat sanksi tegas.
"Tindakan dapat diambil karena melanggar etika, peraturan, dan kegagalan tugas Pegawai negeri sesuai dengan... undang-undang dan kode etik pengawai negeri," kata pernyataan itu, dikutip Tribunnews dari Reuters, Minggu (14/2/2021).
Sebelumnya, Myanmar tengah dilanda gelombang mogok kerja dan pembangkangan sipil.
Hal itu dilakukan rakyat sebagai bentuk protes terhadap junta militer yang melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah di bawah pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Selain itu, mereka juga masih turun ke jalan.
Kendati seorang wanita ditembak dalam bentrokan kekerasan dalam aksi demonstrasi pada Selasa lalu, hal itu tidak menyurutkan mereka untuk terus turun ke jalan.
Demonstran melakukan aksi secara meriah, dengan telanjang dada, wanita dengan gaun bola dan gaun pengantin, petani dengan traktor dan orang-orang dengan hewan peliharaan mereka.
Mereka juga membawa berbagai spanduk dan tulisan lucu.
(Tribunnewswiki/Tyo/Kompas TV/Edwin Shri Bimo)
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul Info Terkini Kudeta Myanmar: Ratusan Pengunjuk Rasa Gunakan Ritual Santet dan Kutukan