Berita Aceh Tamiang
Datok Kaloy Inisiatif Alokasikan Dana Desa Bangun Jembatan karena Usulan Selalu Ditolak
“Kalau tidak saya inisiatiaf buat, masyarakat harus berputar jauh atau melewati jembatan kayu yang tidak bisa dilewati mobil,” kata Rabiansyah, Sabtu
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
“Kalau tidak saya inisiatiaf buat, masyarakat harus berputar jauh atau melewati jembatan kayu yang tidak bisa dilewati mobil,” kata Rabiansyah, Sabtu (20/2/2021).
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Datok Penghulu Kampung Kaloy, Rabiansyah mengaku, terpaksa mengalokasikan dana desa 2019 untuk membangun jembatan di Dusun Tanjungmulia, karena usulannya menggunakan sumber dana lain selalu tertolak.
Rabiansyah mengungkapkan, jembatan di dusun berpenghuni 350 kepala keluarga itu cukup mendesak, karena selama ini masyarakat melintasi jembatan darurat yang kondisinya memprihatinkan.
“Kalau tidak saya inisiatiaf buat, masyarakat harus berputar jauh atau melewati jembatan kayu yang tidak bisa dilewati mobil,” kata Rabiansyah, Sabtu (20/2/2021).
Inisiaitif ini kata dia, muncul setelah beberapa usulan yang disampaikannya melalui Musrenbang dan anggota DPRK Aceh Tamiang tak pernah membuahkan hasil.
Alasan penolakan ini kata dia, disebabkan Dusun Tanjungmulia tida memiliki objek wisata ataupun potensi ekonomi lainnya.
“Katanya pembangunan jalan dan jembatan hanya untuk kawasan wisata, kami dianggap tidak memiliki wisata, makanya usulan nggak pernah diterima,” ungkapnya.
Baca juga: Daihatsu Minta Masyarakat Tunggu Harga Resmi Dikeluarkan, Terkait PPnBM Nol Persen
Sebagai solusi, Rabiansyah kemudian berembuk dengan masyarakat untuk membahas konsep pembangunan jembatan permanen menggunakan dana desa.
Setelah mendapat dukungan warga, dia pun menggandeng konsultan untuk membahas perencanaan dan biaya yang dibutuhkan.
“Konsultan bilang cukup hanya 4x3 meter, dan biayanya tidak besar, Rp 130 juta. Makanya langsung kami kerjakan,” sambungnya.
Rabiansyah menegaskan, pembangunan jembatan itu murni untuk kepentingan bersama.
Dia pun tidak menduga, kalau jembatan yang selesai pada Mei 2019 itu kemudian hancur setelah diterjang banjir Oktober 2020.
“Ini sudah di luar kemampuan kami, saya hanya mencoba maksimal dalam membantu masyarakat saya,” katanya lagi.
Di Kampung Kaloy, Rabiansyah memang dikenal menaruh perhatian besar terhadap pembangunan infrastruktur.
Selama dua periode menjadi datok penghulu, setidaknya dia sudah membangun empat jembatan, jalan usaha tani, serta merehab dua jembatan gantung.
“Untuk tahun ini sepertinya tidak ada pembangunan fisik, karena dana desa difokuskan untuk BLT,” kata Rabiansyah. (*)
Baca juga: Wakil Ketua DPRK Aceh Besar Zulfikar Aziz Minta Pemkab dan Pemprov Aceh Lestarikan Cagar Budaya