Dinilai Dukung Diktator, Ratusan Demonstran Myanmar Mengutuk Indonesia: Berhenti Negosiasi!
Di tengah kondisi Myanmar yang memanas karena pengambil alihan kuasa oleh militer, massa demonstran anti-kudeta mengutuk Indonesia.
Prayut mengatakan bahwa dua negara Asia Tenggar itu merupakan "tetangga yang baik", sebelum menolak menjawab lebih lanjut.
Baca juga: FAKTA Kepala Pengantin Pria Ditempeleng Ibu Kandung Lagi Akad Nikah: Sudah Diperingatkan Sebelumnya
Baca juga: IMB Dihapus, Ini Prosedur dan Syarat Mendapat PBG sebagai Penggantinya
Dilansir AFP Rabu (24/2/2021), sebelumnya KBRI di Yangon harus menghadapi ratusan demonstran, selama dua hari beruntun.
Para pengunjuk rasa marah karena Jakarta mempertimbangkan negosiasi dengan junta militer, yang secara resmi bernama Dewan Pemerintahan Negara.
Demonstran membawa berbagai spanduk untuk meluapkan kemarahan, seperti "berhenti bernegosiasi dengan mereka", atau "Indonesia, jangan mendukung diktator".
"Dewan Pemerintahan Negara milik militer bukan pemerintahan kami yang sah," kata salah satu peserta, Seinn Lae Maung.
Datang dengan menggambar bendera Myanmar di wajahnya, Seinn menyerukan supaya Jakarta bersedia mendengarkan suara rakyat.
Sejak kudeta pada 1 Februari, negara yang dulunya bernama Burma itu dilanda berbagai gelombang unjuk rasa menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi.
Tatmadaw, nama resmi militer, membenarkan tindakan mereka dengan menyebut Suu Kyi sudah melakukan kecurangan dalam pemilu.
(Ardi Priyatno/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul Ratusan Demonstran Myanmar Meledak Mengutuk Indonesia Selama 2 Hari, RI Dinilai Dukung Diktator: Berhenti Negosiasi!