Internasional

Putra Mahkota Bahrain Telepon PM Israel, Bahas Ancaman Program Nuklir Iran

Putra Mahkota Bahrain berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Kamis (25/2/2021).

Editor: M Nur Pakar
AP
Putra Mahkota Bahrain, Salman bin Hamad bin Isa Al Khalifa 

SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Putra Mahkota Bahrain berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Kamis (25/2/2021).

Keduanya membahas ancaman program nuklir Iran yang terus berkelanjutan, walau sudah ada sinyal dibukanya kembali perundingan oleh AS.

Dilansir AP, mereka juga membicarakan kembalinya pembicaraan nuklir dengan Iran, kantor berita yang dikelola pemerintah Bahrain melaporkan.

Pemerintah AS telah mencoba menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 yang compang-camping selama Presiden Donald Trump.

Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad Al Khalifa yang juga Perdana Menteri Bahran menekankan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pentingnya partisipasi negara-negara kawasan ini.

Baca juga: PBB Sebut Pejabat Iran Harus Didakwa Atas Penembakan dengan Rudal Pesawat Penumpang Ukraina

Khususnya dalam setiap negosiasi tentang nuklir Iran untuk mendukung keamanan dan stabilitas di kawasan, menurut Kantor Berita Bahrain resmi.

Pernyataan itu menandai tanggapan pertama dari seorang pemimpin Teluk Arab terhadap pengumuman Presiden Joe Biden awal bulan ini yang berusaha kembali ke negosiasi nuklir Iran.

Hampir tiga tahun lalu, mantan Presiden Donald Trump membatalkan perjanjian penting itu.

Bahkan, menerapkan kembali sanksi keras terhadap Iran.

Penarikannya disambut baik oleh negara-negara Teluk dan Israel, musuh Iran yang paling langsung terancam dan sangat menentang kesepakatan itu.

Kerajaan di Teluk Persia it bersama dengan Israel, dikecualikan dari negosiasi nuklir terakhir dan tetap sangat skeptis terhadap niat Iran.

Mereka telah mengindikasikan hanya akan terbuka untuk kesepakatan jika termasuk batasan pada kegiatan non-nuklir Iran.

Baca juga: Iran Ancam Larang Pengawas Nuklir PBB Masuk Negaranya

Termasuk pengembangan rudal dan dukungan untuk kelompok pemberontak dan milisi di Timur Tengah.

Alasan utama yang Trump berikan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir adalah karena hal itu tidak mengatasi masalah.

Dalam seruannya, putra mahkota Bahrain mendesak agar setiap negosiasi nuklir dengan Iran mencakup masalah yang lebih luas, tanpa merinci lebih lanjut.

Baca juga: Palestina Tuduh Israel Blokir Vaksin Covid-19 ke Gaza

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved