Kisah Pilu Wanita Hamil Ditinggal Suami Kabur, Minta Sumbangan di Jalan untuk Biaya Operasi Caesar

Wanita itu terpaksa meminta-minta di jalanan lampu merah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya melahirkan.

Editor: Faisal Zamzami
TribunBatam.id/Hening Sekar Utami
Suami Kabur Bawa Anak Pertama, Sumi Hamil Besar Minta Sumbangan ke Dermawan Batam. Foto Sumi berjuang mengumpulkan sumbangan dana persalinan di pinggir lampu merah Simpang Gelael, Batam Center, Kota Batam, Provinsi Kepri, Selasa (2/3/2021). 

SERAMBINEWS.COM, BATAM -  Nasib pilu menimpa perempuan berjilbab yang sedang mengandung.

Wanita itu terpaksa meminta-minta di jalanan lampu merah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya melahirkan.

Nantinya uang yang terkumpul dari sumbangan para dermawan akan digunakan untuk biaya operasi caesar.

Wanita itu terpaksa menanggung beban seorang diri, karena telah ditelantarkan oleh sang suami.

Sebab suaminya telah kabur meninggalkan dirinya yang sedang mengandung dan tak diketahui dimana keberadaannya.

Suami juga ikut membawa kabur anak pertama mereka.

Sinar matahari menyengat aspal jalanan Simpang Gelael, Batam Center, Kota Batam, Provinsi Kepri, Selasa (2/3/2021) siang.

Puluhan kendaraan salip menyalip di tengah jalan raya itu untuk berhenti sejenak pada titik lampu merah Jalan Raja Haji Fisabilillah.

Berbondong-bondong, para penjaja koran dan makanan keliling pun menghambur dan menawarkan barang dagangannya ke para pengemudi yang ada.

Di antara para pengais rejeki jalanan ini, seorang perempuan berjilbab panjang tampak ikut membaur dengan antrean kendaraan di lampu merah sambil membawa sebuah kotak kardus.

Susah payah perempuan itu menyeret kedua kakinya yang bersandal jepit.

Ini karena kondisi wanita 42 tahun itu sedang mengandung.

Sambil menampung sedikit uang sumbangan dari masing-masing pengemudi yang berbaik hati.

Baca juga: Kisah Buruk Wanita Sudah Menikah 4 Tahun Baru Tahu Suaminya Penipu, Punya Istri Lain dan 5 Tunangan

Baca juga: Kisah Warga Afghanistan Ramai-ramai Jual Ginjal, Tak Punya Uang untuk Membayar Utang

Sudah tiga hari ini perempuan bernama Sumi itu meminta-minta di jalanan lampu merah Simpang Gelael.

Uang dari para dermawan itu rencananya akan ia pakai untuk satu tujuan.

Untuk biaya melahirkan. Ini terlihat dari tulisan dari kardus yang setia dibawanya.

Sumi memang sedang hamil tua. Jika tidak ada halangan, tanggal 10 Maret 2021 nanti, ia dijadwalkan akan melahirkan anak keduanya.

Namun, penantian penuh harap bertemu dengan anak keduanya ini dilalui Sumi dengan perjuangan dan air mata.

Perempuan kelahiran Jawa Tengah ini harus seorang diri mengumpulkan uang untuk biaya persalinannya kelak.

Dengan kondisi hamil besar, yang bisa dikerjakan Sumi hanyalah meminta sumbangan dari orang ke orang.

Sebelum beralih ke jalan raya Simpang Gelael, Sumi sempat meminta-minta sumbangan di area Pasar Induk Jodoh.

Sehari, ia biasanya mengumpulkan paling sedikit Rp 50 ribu.

Uang itu disisihkannya Rp 20 ribu untuk membayar kos, dan sisanya untuk makan.

"Kalau ada sisa lagi, baru saya tabung untuk biaya melahirkan.

Kadang nggak ada sisa sama sekali, padahal kos saya yang di Bukit Senyum harus dibayar sebulan Rp 500 ribu," keluh Sumi.

Ia bersyukur, semenjak beralih mencari rejeki di Simpang Gelael, ia bisa mengumpulkan uang paling banyak Rp 300 ribu per hari.

Sebagian uang itu rencananya akan ia kumpulkan untuk biaya operasi sesar.

Di usianya yang tak lagi muda, Sumi khawatir mungkin saja tak mampu lagi melahirkan secara normal.

Apalagi, anak pertamanya yang kini berusia 9 tahun juga ia lahirkan melalui sesar.

Sumi tahu betul jika biaya operasi sesar sama sekali tidak sedikit.

Ia harus menanggung beban ini seorang diri, karena kehidupannya tak lagi ditopang sang suami.

Semenjak kehamilan Sumi mulai membesar, di bulan Desember 2020 lalu, suaminya kabur membawa anak pertama mereka ke Tembilahan, Provinsi Riau.

Sang suami menolak untuk membiayai hidup Sumi maupun biaya persalinan anaknya.

Sampai saat ini, Sumi tidak tahu menahu di mana lokasi sang suami tinggal.

Ia bahkan tidak diperkenankan menghubungi anak pertamanya itu.

"Suami saya sering kabur kalau udah ada tagihan yang mau dibayar.

Tetapi kali ini, dia kabur dan nggak balik-balik lagi," ujar Sumi sambil menitikkan air mata.

Dahulu, suami Sumi berjualan pakaian bekas di Pasar Jodoh.

Namun penghasilan itu jarang diterima oleh Sumi dan anaknya.

Minimnya nafkah yang diterima, membuat Sumi mau tidak mau harus ikut bekerja serabutan.

Terkadang, ia bekerja sebagai asisten rumah tangga, dan di waktu senggang lainnya, Sumi mengojek.

Segala pekerjaan ia jalani demi menjaga dapur tetap mengebul.

Ia bahkan sempat berhasil membiayai anak pertamanya bersekolah SD dengan hasil kerja kerasnya mengojek.

Kini, Sumi tak lagi dapat menemui sang anak, dan tengah mengalami kebuntuan dalam mencari biaya untuk melahirkan.

Ia mengaku merasa malu harus meminta-minta pada orang lain untuk menutupi kebutuhannya.

"Sebenarnya saya malu harus minta-minta di jalan, tapi saya benar-benar butuh uang untuk makan dan juga melahirkan," ujar Sumi.

Menghitung hari jelang melahirkan, Sumi sangat mengharapkan uluran tangan dari Warga Batam.

Sebelumnya, ia berniat akan terus berusaha mengumpulkan sumbangan di jalanan selama tubuhnya masih kuat berdiri.

Bagi masyarakat Kota Batam yang ingin berdonasi, membantu Ibu Sumi menambah biaya persalinannya, dapat menghubungi yang bersangkutan di nomor 085762555788.(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Baca juga: VIDEO Personel TNI-Polri Padamkan Kebakaran Lahan Di Aceh Barat

Baca juga: Tim Gabungan Evakuasi Mayat di Laut Aceh Tamiang ke RSUD

Baca juga: Pemerintah Beri Keringanan Utang bagi Pelaku UMKM, Ini Ketentuan dan Besarannya

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Suami Kabur Bawa Anak Pertama, Sumi Hamil Besar Minta Sumbangan ke Dermawan Batam

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved