Militer AS Kocar-kacir ketika Dihujani Rudal Iran, Ada yang Tak Sadarkan Diri hingga Trauma Otak
Senjata itu lebih kuat daripada senjata apa pun yang diluncurkan untuk menyerang orang Amerika dalam satu generasi.
SERAMBINEWS.COM - Tentara Amerika Serikat kocar-kacir ketika dihujani rudal Iran pada 8 Januari 2020 silam.
Bahkan beberapa diantaranya ak sadarkan diri ketika pangkalan mereka di Irak dibombardir.
Hal ini diungkap oleh seorang tentara yang membeberkan betapa kacaunya pasukan AS ketika dihujani rudal Iran.
Diberitakan The Washington Post, satu di antara mereka adalah Mayor Alan Johnson.
Tidak ada pasukan AS yang tewas meskipun Iran menggunakan senjata yang masing-masing memiliki panjang sekitar 40 kaki (12 meter), dan membawa bahan peledak seberat 1.600 pon .
Senjata itu lebih kuat daripada senjata apa pun yang diluncurkan untuk menyerang orang Amerika dalam satu generasi.
Tetapi, 110 tentara yang selamat akhirnya didiagnosis dengan cedera otak traumatis.
Baca juga: Amine Abid Terpincut Kepulauan Banyak, Pengusaha Uni Emirat Arab Kembali ke Singkil
Baca juga: Rezeki Muhammad Rizki, Bayi Umur 25 Hari Dapat Rumah Bantuan TMMD di Alue Limeng Bireuen

Beberapa membutuhkan rawat inap yang cukup lama dan terapi intensif di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, di luar Washington.
Kala itu Presiden Donald Trump mengumumkan tak ada korban.
Memang benar. Namun informasi itu hanya informasi spontan di tengah situasi genting.
Kenyataannya, 29 anggota militer, termasuk Johnson.
Dia mengalami luka cukup serius dalam operasi yang disebut Iran sebagai Operasi Martir Soleimani itu.
Bahkan hingga hari ini, para tentara masih trauma.
Baca juga: Arti dan Hukum Sampaikan Barakallahu Fii Umrik Menurut UAS, Lengkap 40 Ucapan Selamat Ultah Islami
Baca juga: Berikut Doa Pagi Hari Ini, Bacalah! Agar Mendapat Berkah Sepanjang Hari
“Saya tidak dapat berpikir bahwa ada orang yang lolos dari ini tanpa efek, secara psikologis atau emosional, karena betapa traumatisnya peristiwa itu,” kata Letnan Kolonel Johnathan Jordan, petugas operasi untuk unit Angkatan Udara yang hadir malam itu.

Ketika serangan dimulai, Johnson ditugaskan ke unit penerbangan Angkatan Darat, berkumpul dengan tentara di tempat penampungan di atas permukaan tanah.
Tempat itu memiliki sisi terbuka dan karung pasir yang menutupi beton.