Internasional

Junta Militer Myanmar Makin Brutal, Perlawanan Rakyat Dibabat Habis, Tak Peduli Seruan Dunia

Pemimpin junta militer Myanmar tak peduli dengan seruan PBB dan masyarakat internasional. Semakin banyak seruan keras, pasukan Myanmar juga semakin

Editor: M Nur Pakar
AFP
Para demonstran bereaksi seusai polisi melepaskan tembakan gas air mata di Mandalay, Myanmar, Rabu (3/3/2021) 

Sampai pengalaman berperang selama puluhan tahun dalam konflik sipil di perbatasan negara.

Baca juga: VIDEO Kondisi Makin Mencekam Pasca Kudeta di Myanmar, Warga Tutup Jalan sampai Militer Bawa Buldoser

“Kami berada pada titik krisis,” kata Bill Richardson, mantan duta besar AS untuk PBB dengan pengalaman panjang bekerja dengan Myanmar.

Dia mengatakan kepada The Associated Press (AP) menunjuk pada penangkapan jurnalis.

Termasuk wartawan AP bernama Thein Zaw , dan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap pengunjuk rasa .

“Komunitas internasional perlu menanggapi dengan lebih kuat, atau situasi ini akan merosot menjadi anarki dan kekerasan total," tambahnya.

Pemerintah di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, mengutuk kudeta yang membalikkan kemajuan, menuju demokrasi selama bertahun-tahun.

Sebelum kudete itu dimulai, Myanmar telah mendekam di bawah pemerintahan militer yang ketat selama lima dekade yang menyebabkan isolasi internasional dan sanksi keras.

Baca juga: VIDEO - 10 pengunjuk rasa tewas dalam peningkatan tindakan keras Myanmar

Ketika para jenderal melonggarkan cengkeraman mereka dalam dekade terakhir, komunitas internasional mencabut sebagian besar sanksi dan menggelontorkan investasi.

Tetapi, saat ini, kondisi itu akan berlaku kembali, Myanmar terisolasi dari dunia luar, kecuali China dan Rusia yang menjadi pendukung kuatnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved