Filipina

Filipina Lancarkan Perang Melawan Komunis, Duterte: Lupakan HAM, Itu Perintah Saya

Kepada pers, Letkol Chitadel Gaoiran mengumumkan 9 orang tewas akibat bentrokan yang meletus dalam operasi tersebut.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Bullit Marquez
Duterte dengan senapan serbu di tangan 

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali menyedot perhatian dunia internasional.

Awal bulan ini, presiden nyentrik ini mengeluarkan perintah yang mengejutkan banyak pihak.

Ia memerintahkan pasukan militer dan polisi untuk menghabisi para pemberontak berideologi komunis di negara tersebut.

Instruksi terbaru Duterte ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya gelombang baru pertumpahan darah di negara itu.

Sebelumnya, Presiden Duterte juga pernah disorot dunia karena mengeluarkan perintah tembak mati para bandar dan pengedar narkoba.

Perintah itu dikeluarkan sebagai landasan bagi petugas keamanan untuk melancarkan operasi pemberantasan narkoba.

Terbaru, perintah pembantaian pemberontak komunis disampaikan Rodrigo Duterte dalam pertemuan Pemerintah, Jumat (5/3/2021) lalu.

Rodrigo Duterte bahkan memberikan kewenangan luas kepada petugas keamanan dalam melakukan tindakan keras.

Namun, dia tetap mengingatkan pasukan yang menghabisi anggota komunis tersebut agar menyerahkan jasad mereka ke keluarga masing-masing.

”Lupakan hak asasi manusia, itu perintah saya. Saya bersedia masuk penjara, itu bukan masalah,” ujarnya.

Segera saja, pernyataan Duterte ini menjadi salah satu topik populer di timeline twitter dunia.

“CSO FEU tidak memiliki rasa apa-apa selain rasa jijik murni atas pernyataan Presiden Duterte untuk "Bunuh mereka semua. Lupakan tentang hak asasi manusia. Itu perintah saya”,” tulis Organisasi Mahasiswa Pusat FEU dalam sebuah postingan mereka.

Ada juga netizen yang mempertanyakan sikap kontroversi Duterte yang ketika dia berbicara di hadapan PBB beberapa bulan lalu, menyatakan bahwa dia dan pemerintahnya menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

“Sekarang, dia memamerkan jati dirinya: "Bunuh mereka. Habisi mereka. Jangan pedulikan hak asasi manusia." Duplikat pria itu mengejutkan!” cuit Leila de Lima, aktivis sosial Filipina.

Baca juga: Novel Bamukmin: Jika Tidak Mau Dituduh PKI, Megawati dan PDIP Harus Tolak Paham Komunisme

Baca juga: China Klaim Miliki 24 Ribu Masjid, Negara Komunis Ini Bantah Tuduhan Hancurkan Belasan Ribu Masjid

Ideologi Komunis Sudah Habis

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved