Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia, Ini 6 Perbedaannya dengan Sinovac

Vaksin bikinan Oxford-AstraZeneca tida di Indonesia Senin (8/3/2021) sore melalui skema COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Editor: Amirullah
Reuters
Vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi Astrazeneca 

SERAMBINEWS.COM - Vaksin bikinan Oxford-AstraZeneca tida di Indonesia Senin (8/3/2021) sore melalui skema COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Adapun jenis vaksin yang datang adalah Astrazeneca sebanyak 1.113.600 vaksin, dengan total berat 4,1 ton.

Pantauan Kompas.com dari siaran YouTube resmi Sekretariat Presiden, vaksin tiba sekitar pukul 17.45 WIB di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Tangerang. Tampak satu kontainer besi besar mulai diturunkan dari pesawat.

Dengan kedatangan vaksin AstraZeneca, artinya ada dua jenis vaksin yang akan segera digunakan di Indonesia, yakni Sinovac dan AstraZeneca.

Baca juga: Seorang PNS Pingsan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 oleh Istri Sendiri

Baca juga: Istri Berniat Racuni Suami Pakai Racun Biawak, Yang Jadi Korban Malah Mertua, Kucing Ikut Mati

Namun apa beda kedua vaksin itu?

1. Teknologi vaksin Vaksin

Vaksin AstraZeneca

AstraZeneca-Oxford adalah vaksin vektor adenovirus simpanse.

Ini berarti bahwa tim pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.

Virus yang dimodifikasi ini membawa sebagian dari Covid-19 coronavirus yang disebut protein spike, bagian menonjol seperti paku yang ada di permukaan virus corona SARS-CoV-2.

Saat vaksin dikirim ke sel manusia, ini memicu respons kekebalan terhadap protein spike, menghasilkan antibodi dan sel memori yang akan mampu mengenali virus penyebab Covid-19.

Vaksin vektor adenovirus telah dikembangkan sejak lama, khususnya untuk melawan malaria, HIV, dan Ebola.

Vaksin Sinovac

Sementara vaksin yang dibuat Sinovac menggunakan inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan.

Tujuannya adalah memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved