Vaksin AstraZeneca Tiba di Indonesia, Ini 6 Perbedaannya dengan Sinovac

Vaksin bikinan Oxford-AstraZeneca tida di Indonesia Senin (8/3/2021) sore melalui skema COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Editor: Amirullah
Reuters
Vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi Astrazeneca 

Dilansir www.gov.uk, dalam uji klinis vaksin AstraZeneca, sebagian besar efek samping yang dirasakan dalam kategori ringan hingga sedang.

Kebanyakan efek samping hilang dalam beberapa hari, tapi ada juga yang sampai seminggu setelah vaksinasi.

Efek samping yang sangat umum (dialami lebih dari 1 pada 10 orang):

  • Nyeri, gatal, atau memar di area suntikan
  • Merasa lelah
  • Menggigil atau demam
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Nyeri sendi atau nyeri otot

Efek samping umum (memengaruhi 1 dari 10 orang):

  • Bengkak, kemerahan, atau muncul benjolan di tempat suntikan
  • Demam
  • Muntah atau diare
  • Gejala mirip flu seperti demam, radang tenggorokan, pilek, batuk

Efek samping jarang (memengaruhi 1 dari 100 orang):

  • Napsu makan menurun
  • Sakit perut
  • Kelenjar getah bening membesar
  • Keringat berlebih Kulit gatal atau ruam

Vaksin sinovac

Pada vaksin Sinovac, efek samping yang dialami ringan hingga sedang.

Setelah vaksinasi, kebanyakan orang merasakan nyeri di sekitar tempat suntikan.

Efek samping yang paling banyak terjadi adalah gatal dan mengantuk.

4. Penyimpanan Vaksin

AstraZeneca

Penyimpanan vaksin AstraZeneca dinilai tak rumit, karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrem seperti beberapa jenis vaksin lainnya.

Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca tidak memerlukan pembekuan pada suhu minus 70 derajat.

Vaksin bisa disimpan di lemari es standar dengan suhu berkisar 2-8 derajat celcius, dan tetap bertahan selama enam bulan. Hal ini akan memudahkan proses distribusi vaksin ke daerah-daerah sasaran penerima vaksin.

Vaksin Sinovac

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved