Luar Negeri
Keluarga Etnis Uighur Tuntut Keadilan untuk Saudaranya yang Hilang di Xinjiang China
Seorang wanita keturunan Uighur mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi Ekpar Asat, saudaranya yang hilang sejak 5 tahun lalu.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DC - Seorang wanita keturunan Uighur mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi Ekpar Asat, saudaranya yang hilang sejak 5 tahun lalu.
Rayhan Asat menggunakan platform media sosial baru Clubhouse, untuk membuka diskusi tentang apa yang mungkin menimpa saudaranya di kamp-kamp pengasingan Xinjiang China.
Sudah hampir lima tahun lalu, Ekpar Asat menghilang.
Kabar darinya sudah tidak terdengar sejak kembali ke China usai berpartisipasi dalam program bergengsi dari Departemen Luar Negeri China di Amerika Serikat (AS) pada 2016.
Ekpar sempat berjanji akan kembali ke AS untuk wisuda saudara perempuannya dari Harvard pada Mei tahun itu.
Tapi tepat sebelum lulus, keluarganya membatalkan perjalanan mereka.
"Ketika saya mencoba menghubungi saudara saya dan bertanya: Apa yang terjadi?
Anda berjanji untuk datang ke sini, sebenarnya Anda mendorong saya untuk memprioritaskan pendidikan saya karena Anda akan kembali dalam dua bulan,' dia tidak dapat dihubungi.
Dia tidak bisa ditemukan," kenang Rayhan.
Rayhan mengatakan saudara laki-lakinya adalah seorang pengusaha sukses dan dermawan.
Pemerintah China bahkan sempat memuji saudaranya sebagai jembatan penghubung dan penggerak positif."
Diduga ditahan
Wanita lulusan Harvard itu mengatakan baru-baru ini mengetahui, saudaranya ditahan di apa yang dia gambarkan sebagai kamp konsentrasi hingga 2019.
Lalu sekarang, Ekpar ditahan di sel isolasi.
Rayhan yang kini tinggal di AS, yakin saudaranya menjadi salah satu dari setidaknya 2 juta orang di kamp-kamp pengasingan Xinjiang China, tempat China menahan kelompok Uighur dan minoritas etnis dan agama lainnya.