Fakta Bus Peziarah Masuk Jurang di Sumedang, Bawa 66 Penumpang SMP IT Al Muawwanah, 27 Orang Tewas

Kecelakaan bus pariwisata Sri Padma Kencana terjadi di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa barat, Rabu (10/3/2021) malam.

Editor: Faisal Zamzami
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Kondisi terkini bus yang masuk jurang di Jalan Raya Wado-Malangbong, Dusun Cilangkap, RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021). 

SERAMBINEWS.COM, SUMEDANG - Sebuah bus pariwisata Padma Kencana masuk ke jurang sedalam lebih dari 5 meter di Tanjakan Cae Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Bus itu mengangkut rombongan peserta ziarah SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang.

Kecelakaan bus pariwisata Sri Padma Kencana terjadi di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa barat, Rabu (10/3/2021) malam.

Dari total 66 penumpang, sebanyak 27 orang tewas dalam kejadian tersebut.

Proses evakuasi korban dan penyelidikan terkait kecelakaan bus bernomor polisi T 7591 TB itu kini masih berjalan.

Berikut temuan-temuannya:

1. Bus Bawa 66 Penumpang

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Subang Maxi, bus itu mengangkut 66 orang penumpang.

"Berdasarkan informasi yang kami terima, ada 66 orang yang berada di bus itu," tutur Maxi.

Rinciannya peziarah dewasa 55 orang, anak-anak 5 orang, satu kondektur dan pihak PO 1 orang.

2. Bus Masuk jurang dan terbalik 180 derajat

Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana menuturkan, bus rombongan peziarah datang dari Tasikmalaya menuju Subang via Wado.

"Itu bus peziarah dari Cipatujah, Tasikmalaya yang hendak menempuh perjalanan menuju Subang via Wado Sumedang," kata Dedi.

Menurut keterangan warga setempat, bus memang telah oleng 500 meter dari tempat kejadian hingga akhirnya terperosok masuk ke dalam jurang.

Kondisi bus terbalik 180 derajat hingga menyulitkan petugas mengevakuasi korban.

Melansir Kompas TV, diperlukan alat berat untuk mengevakuasi para korban yang terimpit bus.

3. Kemenhub temukan bus telat uji KIR

Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi mengatakan Kemenhub menemukan fakta bahwa bus itu terlambat uji KIR.

"Penyebab kecelakaan masih dalam investigasi, sementara ini informasi yang didapat ada keterlambatan uji KIR," ujar Budi dalam keterangan resminya, Kamis (11/3/2021).

Penyelidikan atas insiden kecelakaan tersebut melibatkan kepolisian, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Basarnas hingga Jasa Raharja.

4. Dishub sebut pembatas tak kuat tahan laju bus

Kepala Dishub Jabar Hery Antasari mengungkapkan, pembatas jalan (guard rail) sebenarnya sudah ada.

Namun saat kecelakaan, pembatas jalan tidak kuat menahan laju bus sehingga membuat bus tetap melaju hingga jatuh ke jurang.

"Guard rail itu sudah ada. Tapi, guard rail ini tak cukup kuat menahan laju bus hingga akhirnya terjun ke jurang," ungkap Hery lewat sambungan telepon seluler, Kamis (11/3/2021).

5. Tanjakan Cae diakui sebagai tempat rawan kecelakaan

Hery menyebut bahwa jalur tersebut memang rawan terjadi kecelakaan.

"Jalur ini memang rawan kecelakaan," ujar Hery.

Menurutnya, hasil olah TKP nantinya akan digunakan sebagai bahan evaluasi agar tidak lagi terjadi kecelakaan di lokasi itu.

"Kita evaluasi semuanya untuk jangka pendek hingga jangka panjangnya, termasuk evaluasi keberadaan guard rail, kontur jalan, hingga rambu-rambu lalu lintas yang tersedia," paparnya.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munur juga menyampaikan, lokasi kecelakaan bus di Tanjakan Cae memang rawan kecelakaan.

"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati. Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya. Ini jadi perhatian kami secepatnya," katanya.

Menurutnya memang perlu ada penanganan khusus di Tanjakan Cae agar tak lagi memakan korban.

"Sebenarnya kemarin TNI-Polri dan pihak kecamatan sudah membersihkan ada longsoran, sudah kami atasi sejak kejadian sebelumnya.

Tapi terjadi lagi (kecelakaan) di tempat itu lagi, memang harus ada penanganan dan tindakan di Tanjakan Cae ini," kata dia.

6. Sopir diduga kurang memahami medan 

Warga sekitar, Waslim menyebut daerah tersebut memang berkelok-kelok, sehingga pengguna jalan harus ekstra hati-hati.

Dia menduga jika sopir tidak paham dengan medan di jalan itu.

"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham," katanya.

"Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," tambah Waslim.

Seperti diketahui, bus Sri Padma Kencana jatuh ke jurang di Tanjakan Cae Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).

Bus mengangkut rombongan peserta ziarah dan tur siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang.

"Kami hitung dari kapasitas kursi bus ada 63 tempat duduk. Kemudian sampai pagi ini pukul 07.40 WIB, kami menemukan 66 korban," ujar Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung, Supriono kepada Kompas.com, Kamis.

Para penumpang berusia remaja, dewasa bahkan balita.

Sebanyak 27 orang dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian, sedangkan 39 orang lainnya selamat.

Baca juga: Soal Wagub, PKB Ajak Partai Pengusung Yakinkan Gubernur Nova

Baca juga: Tak Dipinjami Uang, Penjual Kue Ini Bunuh Tetangganya, Suami Pelaku pun Ditahan untuk Penyelidikan

Baca juga: Ibu dan Ayah Sudah Lama Pisah, Anak Gadis Ini Jadi Sasaran Kebejatan Ayah Kandung Sendiri

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bus Telat Uji KIR hingga Pembatas Jalan Tak Kuat Menahan, Ini Temuan di Balik Kecelakaan Maut Sumedang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved