Luar Negeri

Manfaatkan Kekuasaan Ayah, Anak Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing Diberi Sanksi Amerika Serikat

Amerika Serikat memberikan sanksi kepada anak junta militer Myanmar Min Aung Hlaing, karena dianggap mengambil keuntungan dari posisi ayahnya.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin

Sebelumnya pejabat partai Myanmar tewas dalam tahanan diduga disiksa oleh militer.

Seorang pejabat partai Myanmar tewas di dalam tahanan.

Ia diduga tewas karena disiksa Junta Militer.

Junta militer Myanmar melakukan penyiksaan terhadap tahanan dari Partai National League for Democracy (NLD) di dalam ruang tahanan.

Saat melakukan kudeta, junta militer Myanmar memang menangkapi puluhan anggota Partai NLD, termasuk tokoh sentral partai ini, Aung San Suu Kyi.

Zaw Myat Linn, nama tokoh dari Partai NLD ini adalah orang kedua yang tewas dalam tahanan dalam beberapa hari terakhir, sementara lebih dari 60 pengunjuk rasa telah tewas sejak kudeta militer.

Myat Linn meninggal dalam tahanan setelah dia ditangkap pada hari Selasa, kata seorang mantan anggota parlemen, tokoh partai kedua yang tewas dalam penahanan dalam beberapa hari, dikutip Al Jazeera, Rabu (10/3/2021).

Baca juga: Australia Akhiri Kerjasama Pertahanan dengan Myanmar dan Bantuan Kemanusiaan, Profesornya Ditahan

Zaw Myat Linn meninggal dalam tahanan setelah dia ditahan di Yangon sekitar pukul 01:30 pagi, kata Ba Myo Thein, seorang anggota majelis tinggi parlemen yang dibubarkan.

“Dia terus berpartisipasi dalam protes,” kata Ba Myo Thein.

Saat ini kerabat mencoba untuk mengambil jenazah di Rumah Sakit Militer.

Baik militer maupun polisi tidak menanggapi panggilan untuk memberikan komentar.

Zaw Myat Linn, yang mengelola institut kejuruan di kota terbesar Myanmar, adalah pejabat NLD kedua yang tewas dalam tahanan dalam beberapa hari terakhir.

Khin Maung Latt, yang bekerja sebagai manajer kampanye untuk anggota parlemen NLD terpilih pada tahun 2020, meninggal setelah dia ditangkap pada hari Sabtu.

Myanmar jatuh ke dalam krisis pada 1 Februari ketika tentara menahan pemerintah dari pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan merebut kekuasaan melalui kudeta.

Baca juga: Bongkar Lagi Makam Gadis 19 Tahun yang Ditembak Mati, Aparat Myanmar Sebut Pelakunya Provokator

Protes telah terjadi hampir setiap hari sejak itu dan banyak pegawai negeri dan pekerja sektor swasta meninggalkan pekerjaannya sebagai bagian dari gerakan pembangkangan sipil massal.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved