Luar Negeri
Pertama Sejak Konflik 2013, Turki dan Mesir Jalin Hubungan Diplomatik
Kedua kekuatan telah berselisih tentang berbagai masalah dan menemukan diri mereka di sisi berlawanan dari perang di Libya, seperti yang dilansir dari
Cavusoglu mengatakan pada Jumat (12/3/2021), bahwa Turki juga siap untuk meningkatkan hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA), salah satu saingan terbesarnya di dunia Arab, selain Arab Saudi.
"Kami telah melihat lebih banyak pesan positif akhir-akhir ini dari Abu Dhabi," katanya.
"Kami tidak punya masalah dengan mereka, tapi mereka punya masalah dengan kami. Kami sekarang melihat pendekatan yang lebih moderat dari mereka," lanjutnya.
Hubungan Turki dengan Arab Saudi memburuk tajam setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Istanbul di Riyadh pada 2018.
Namun, Cavusoglu mengatakan pada Jumat (12/3/2021) bahwa Turki tidak memperlakukan kematian sebagai "masalah bilateral".
"Mereka mengubahnya menjadi masalah bilateral, tapi kami tidak pernah menuduh pemerintah Arab Saudi," terangnya.
Pengadilan Turki yang mengadili 26 tersangka Saudi in absentia atas pembunuhan Khashoggi pada bulan ini, menolak untuk mengakui laporan AS yang menyalahkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas pembunuhan tersebut.
Laporan AS yang tidak diklasifikasikan itu mengatakan Washington memiliki alasan untuk menyimpulkan bahwa Pangeran Mohammed "menyetujui" operasi pembunuhan itu.
Sebab, sesuai dengan polanya "menggunakan tindakan kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri".
Cavusoglu menekankan, "Kami tidak melihat alasan untuk tidak meningkatkan hubungan dengan Arab Saudi."
Baca juga: Bertambah 2 Pasien Positif Corona di Nagan Raya, Dirawat di RS & Isolasi Mandiri, Ini Data Lengkap
Baca juga: Kodim Aceh Utara Gelar Jumat Berkah, Babinsa Bagikan Nasi ke Rumah Warga
Baca juga: Advokat HAM Yaman Sebut Milisi Houthi Keji, Memaksa Migran Ethiopia ke Kamp dan Membakarnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Turki-Mesir Jalin Hubungan Diplomatik Pertama Sejak Konflik 2013",