Potret Pendidikan di Pulo Aceh dan Tangisan Guru Honorer: Kalau Bukan Kami, Siapa Lagi yang Peduli?
Sebisa mungkin ia masuk sekolah setiap hari. Ia sadar, jika dirinya tidak masuk, maka tak akan ada yang mengajar anak-anak itu.
Kini, tinggalah Waddiah dan Irma Suryani, yang harus mengurus enam kelas sekaligus, berjibaku di antara puluhan murid.
Terkadang ada tiga guru yang masuk, dan terkadang ada empat guru. Dua guru PNS, satu kontrak, dan satu lagi honorer. Semuanya warga Pulo Aceh.
Waddiah sendiri awalnya sempat kebingungan menjawab bagaimana cara mereka mengajar enam kelas hanya dengan dua guru.
"Nyan lon hana meuphom Pak (itu saya nggak ngerti Pak)" jawab Waddiah tersenyum malu sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.
Dia menyampaikan itu saat menjawab pertanyaan Anggota DPD RI, Fadhil Rahmi LC, yang berkunjung ke sekolahnya awal pekan lalu, Rabu (3/3/2021).

Senator yang akrab disapa Syech Fadhil ini kebetulan sedang berada di Pulo Aceh dalam rangka mengikuti kegiatan penanaman manggrove yang dilakukan oleh Kaukus Pemuda Aceh.
Mengingat ruang lingkup kerjanya di bidang pendidikan, Syech Fadhil menyempatkan diri meninjau beberapa sekolah di sana.
Waddiah dan Suryani juga kebingungan ketika ditanya soal ketidakhadiran para guru PNS.
“(Prinsip) Kami seperti ini, menjalankan tugas kami masing-masing saja,” jawab Waddiah.
“Kalau tidak ada guru, kami masuk terus,” timpalnya lagi.
Suasana pun seketika berubah menjadi haru. Waddiah tak mampu menahan air matanya. Demikian juga Irma.
Baca juga: Waktu Tepat Melaksanakan Sholat Dhuha Menurut Ustadz Abdul Somad, Berikut Tata Cara dan Keutamaannya
Baca juga: VIDEO - Militer Myanmar Kembali Tembak Pengunjuk Rasa, 10 Orang Tewas
Baca juga: CPNS 2021 - Catat! Ini Syarat Pendaftaran CPNS Untuk Lulusan SMA Berdasarkan Formasi Jabatannya
Sambil terisak, Waddiah mengatakan, bahwa tujuannya mengajar semata-mata agar anak-anak Pulo Aceh bisa membaca dan menulis.
Ia ingin anak-anak Pulo Aceh pintar, tak kalah dengan anak-anak Aceh di daratan.
“Yang saya pikirkan bagaimana anak-anak kami bisa membaca,” katanya sambil terisak.
Karena itulah, sejak awal ia meniatkan dirinya menjadi guru SD bagi anak-anak Pulo Aceh.