Guru PNS yang Malas Mengajar ke Pulo Aceh Siap-siap, Tunjangan Bakal tak Diamprah

Bagi guru PNS yang bandel dan tetap malas masuk kelas sesuai dengan tugasnya, Cut Ita mengancam tidak akan melakukan pengamprahan dana sertifikasi

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
Foto - Media Center Aceh Besar
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Besar, Dr Silahuddin MA. 

Guru PNS yang Malas Mengajar ke Pulo Aceh Siap-siap, Tunjangan Bakal tak Diamprah

Laporan Yocerizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Besar menegaskan bahwa guru PNS yang bertugas di Pulo Aceh wajib masuk kelas.

Hal itu disampaikan Kepala Disdikbud Aceh Besar, Dr Silahuddin melalui Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Cut Jarita Susanti SPd.

“Kami selalu mengintruksikan bagi guru PNS wajib hadir ke sekolah untuk melaksanakan PBM (Proses Belajar Mengajar),” kata perempuan yang akrab disapa Cut Ita ini kepada Serambinews.com.

Penegasan itu disampaikan Cut Ita menyusul hebohnya pemberitaan di media ini sebelumnya yang mengungkapkan banyaknya guru PNS di Pulo Aceh yang malas masuk kelas.

Bukti itu terlihat di SDN Lampuyang yang berada di pusat Kecamatan Pulo Aceh. Di sekolah ini, hampir semua guru PNS diketahui tidak masuk sekolah.

Kegiatan PBM sehari-hari sering diisi oleh hanya oleh dua guru, terdiri dari satu guru honorer dan satu guru PNS yang memang merupakan warga Pulo Aceh.

Baca juga: Anggota DPD RI Kaget Temukan Satu Sekolah Hanya Dua Guru yang Masuk: Ini Namanya Menzalimi Murid

Baca juga: Potret Pendidikan di Pulo Aceh dan Tangisan Guru Honorer: Kalau Bukan Kami, Siapa Lagi yang Peduli?

Baca juga: Investigasi Ombudsman RI Perwakilan Aceh: Pelayanan Pendidikan di Pulau Aceh Memprihatinkan

Atau paling banyak empat guru, yang terdiri dari dua guru PNS, satu guru kontrak, dan satu lagi guru honorer. Semuanya warga Pulo Aceh.

Atas dasar itulah kemudian para guru honorer di sana berharap bisa diprioritaskan menjadi guru PNS sehingga pendidikan anak-anak Pulo Aceh lebih terjamin.

Menurut Cut Ita, dalam proses belajar mengajar di sekolah, terutama untuk guru kelas atau wali kelas, tidak ada yang namanya pembagian sif, sehingga tidak ada alasan bagi guru kelas untuk tidak masuk.

"Karena tugas guru kelas adalah mengajar sesuai dengan kelasnya," timpalnya.

Terkait hal ini, pihaknya mengaku sudah sering mengingatkan guru, terlebih lagi guru kelas, karena tidak mungkin satu kelas, guru yang masuk berbeda-beda.

“Guru kelas artinya satu orang guru yang harus mampu menguasai semua mata pelajaran di kelasnya,” pungkas Cut Ita.

Waddiah mengajar sambil menggendong anaknya yang berusia 7 bulan. Guru honorer di SDN Lampuyang, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar ini harus mengajar tiga kelas sekaligus karena ketidakhadiran guru PNS.
Waddiah mengajar sambil menggendong anaknya yang berusia 7 bulan. Guru honorer di SDN Lampuyang, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar ini harus mengajar tiga kelas sekaligus karena ketidakhadiran guru PNS. (Serambinews.com)

Bagi guru PNS yang bandel dan tetap malas masuk kelas sesuai dengan tugasnya, Cut Ita mengancam tidak akan melakukan pengamprahan dana sertifikasi bagi guru yang sudah mendapatkan dana sertifikasi.

“Kalau tunjangan khusus dan transportasi sulit, karena dana ini diberikan sesuai kehadirannya,” tambah Kabid GTK Disdik Aceh Besar ini.

Di sisi lain, Cut Ita juga menegaskan bahwa perhatian pihaknya untuk pendidikan di Pulo Aceh sama dengan pendidikan di darat.

“Kita tidak membedakan, baik itu dari segi guru dan sarana dan prasarana,” tukasnya.

Untuk guru PNS, memang diakui jumlahnya memang masih sangat kurang, dan itu tidak hanya terjadi di Pulo Aceh, tetapi juga di daratan.

Cut Ita menyebutkan, rata-rata SD di Aceh Besar saat ini memiliki guru PNS sebanyak 3 sampai 5 orang.

Terdiri dari guru kelas, guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK), dan guru pendidikan agama islam (PAI).

Baca juga: Kepala Balai Arkeologi Sumut, Ketut Wiradnyana Paparkan Jejak Gayo pada Zaman Prasejarah

Baca juga: Harga Emas Turun, Berikut Daftar Lengkap Harga Emas Hari Ini Sabtu 13 Maret 2021

Baca juga: Cara Mendaftar SIM secara Online, Pendaftaran SIM Baru dan Perpanjangan SIM

Untuk menutupi kekurangan itu, kemudian dilakukan pengangkatan guru kontrak daerah dan guru honorer yang dibiayai dengan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Guru kontrak daerah ini disebut Cut Ita, juga belum merata ada di semua sekolah karena persoalan keterbatasan anggaran.

Kondisi yang sama juga terjadi di Pulo Aceh, dimana sekolah-sekolah di sana banyak mengalami kekurangan guru.

“Kita kekurangan guru kelas PNS SD 525 orang, belum lagi guru PJOK dan PAI. Yang ada PNS guru kelas 902 orang,” demikian sebut Cut Ita.(*)

Baca juga: Hasil Survei: Banyak Generasi Milenial Masih Ragu Disuntik Vaksin Covid-19

Baca juga: Ambulans Laut Harus Sepaket dengan Subsidi Operasionalnya

Baca juga: Ronaldo Harus Pulang Lebih Dulu Usai Juventus Dipermalukan Wakil Portugal FC Porto

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved